Pusat Informasi dan Publikasi Mata Pelajaran Informatika MAN 3 Majalengka - Lilis Juwita, S.Kom

Saturday, May 31, 2025

Berhenti Menjadi People Pleaser Sebelum Langkahmu Dihentikan

Kita tumbuh dengan keyakinan bahwa menyenangkan orang lain itu baik. Dan memang tidak salah selama kita tidak terus-menerus mengorbankan diri sendiri.

Menjadi people pleaser kadang terasa aman karena tidak ada konflik, semua orang senang. Tapi perlahan, kamu mulai kehilangan arah. Kamu tidak tahu lagi apa yang kamu inginkan, karena selama ini fokusmu hanya satu yaitu membuat orang lain puas, bahkan saat hatimu sendiri lelah.

Berhenti menjadi people pleaser bukan berarti berhenti peduli. Itu adalah langkah menuju kejujuran pada dirimu sendiri.

Karena kalau terus berjalan mengikuti kehendak orang lain, lama-lama kamu akan lupa bagaimana caranya berdiri untuk dirimu sendiri.

Dan ketika langkahmu dihentikan bukan oleh orang lain, tapi oleh rasa lelah dan hampa yang tumbuh dari dalam di situlah kamu sadar seharusnya kamu yang lebih dulu berkata “cukup.”

Mulailah belajar berkata “tidak.” Mulailah memeluk dirimu sendiri. Karena menyenangkan semua orang tak akan pernah sesempurna menyenangkan hatimu yang selama ini diam.

Monday, May 26, 2025

Phubbing: Kebiasaan Sepele yang Diam-diam Merusak


Pernah nggak, kamu lagi cerita seru sama teman, tapi dia malah sibuk scroll HP? Atau saat kumpul keluarga, semua sibuk main gadget masing-masing? Kalau iya, selamat datang di era phubbing.

Phubbing adalah singkatan dari phone snubbing—yakni kebiasaan mengabaikan orang di sekitar karena terlalu fokus pada ponsel. Meskipun terdengar sederhana, dampaknya cukup serius, lho.

Dampak Sosial dari Phubbing

Phubbing bisa melemahkan koneksi sosial. Bayangkan kamu bercerita penting, tapi lawan bicara malah tenggelam dalam notifikasi. Rasa dihargai? Hilang. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menurunkan kualitas komunikasi, memperlebar jarak emosional, bahkan membuat orang merasa kesepian di tengah keramaian.

Dampak Psikologis

Bukan cuma ke orang lain, phubbing juga berdampak ke diri sendiri. Ketergantungan pada HP bikin kita sulit fokus, kehilangan empati, dan sering kali cemas jika tak memegang ponsel.

Ironis, ya? Terus terkoneksi secara digital, tapi makin terputus secara sosial.

Yuk, Lebih Sadar Digital!

Mencegah phubbing nggak butuh langkah besar. Coba mulai dengan:

  • Menyimpan HP saat ngobrol langsung
  • Aktif mendengarkan tanpa distraksi
  • Menentukan waktu "bebas gadget" saat makan atau bersama keluarga

Teknologi memang membantu, tapi jangan sampai membuat kita lupa jadi manusia yang hadir sepenuhnya.

Jadi, yuk stop phubbing! Matikan layar sejenak, dan hidupkan koneksi nyata di sekitar kita.

Friday, May 23, 2025

Jangan Bandingkan Pencapaianu dengan Orang Lain

Di tengah derasnya arus media sosial, kita kerap terjebak dalam kebiasaan membandingkan pencapaian pribadi dengan orang lain. Padahal, setiap orang berlari dalam lintasan yang berbeda, dengan waktu dan ritme yang tak sama. Menormalisasi pencapaian sendiri dengan standar orang lain adalah seperti meredupkan cahaya unik yang kita miliki.

Tak semua harus lulus kuliah di usia 22, menikah sebelum 30, atau punya rumah mewah di usia muda. Pencapaian bukan kompetisi, melainkan perjalanan yang dipenuhi pembelajaran dan pertumbuhan. Ketika kita mulai mengukur langkah dengan kaki orang lain, kita kehilangan rasa syukur dan makna dari apa yang telah diperjuangkan.

Rayakan setiap kemajuan, sekecil apa pun itu. Ubah standar keberhasilan menjadi cerminan dari nilai dan tujuan hidup kita sendiri, bukan sekadar validasi dari luar. Biarkan pencapaianmu menjadi bukti bahwa kamu sedang tumbuh, bukan sedang tertinggal.

Hidup bukan perlombaan. Ia adalah perjalanan panjang, penuh tikungan dan kejutan. Jadi, berjalanlah dengan yakin, dan hargai setiap langkahmu karena kamu layak bangga atas versi dirimu yang terus berproses.

Ingatlah, pencapaian bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling setia pada prosesnya. Jangan biarkan standar orang lain merampas makna usahamu. Kamu unik, dan perjalananmu pun demikian. Hargai tiap langkah, karena di sanalah terukir kisah hebatmu yang sesungguhnya.

Thursday, May 22, 2025

Bertemu dengan vibe yang tepat

Berbicara tentang vibe positif, kita sedang menyelami energi tak kasatmata yang mampu mengubah suasana hati, menyulut semangat, bahkan menyembuhkan luka batin yang tersembunyi. Bertemu dengan orang yang memancarkan vibe seperti ini adalah berkah terselubung, hadiah dari semesta untuk jiwa yang sedang lelah.

Berikut adalah keuntungan bertemu dengan orang yang memiliki vibe positif, dibalut dalam nada lembut namun penuh makna:

1. Energi Mereka Menular

Layaknya mentari pagi yang hangat, orang dengan vibe positif menularkan semangat hidup. Saat kita merasa redup, kehadiran mereka seperti suluh yang menyalakan kembali cahaya dalam dada.

2. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Emosional

Mereka mendengarkan tanpa menghakimi, memeluk tanpa syarat. Dalam dekapan energi mereka, beban batin terasa lebih ringan, dan kekusutan pikiran mulai terurai satu per satu.

3. Mendorong Kita Jadi Versi Terbaik Diri Sendiri

Mereka tak hanya hadir sebagai teman, tapi juga sebagai cermin. Refleksi ketulusan mereka membuat kita ingin tumbuh, belajar, dan berkembang. Bukan karena kita kurang, tapi karena mereka percaya kita bisa lebih.

4. Mampu Mengubah Sudut Pandang

Saat hidup tampak kelabu, mereka hadir dengan warna. Mereka tak menyangkal luka, tapi menunjukkan bahwa selalu ada cahaya di balik mendung. Perspektif mereka menyegarkan dan penuh harapan.

5. Relasi yang Menguatkan, Bukan Melemahkan

Mereka tidak membuat kita merasa kecil. Justru, mereka mengangkat, mendukung, dan selalu ada saat kita membutuhkannya. Dalam hubungan seperti ini, kita merasa cukup, diterima, dan dihargai.

6. Membangun Lingkungan yang Nyaman dan Produktif

Dalam pekerjaan, mereka seperti angin segar yang membangkitkan kreativitas. Dalam keluarga, mereka jadi penjaga harmoni. Dalam pertemanan, mereka jadi ruang aman untuk kembali pulang.


Berjumpa dengan orang yang punya vibe positif adalah seperti menemukan oasis di padang gersang. Mereka tak hanya mengisi ruang, tapi menghidupkan suasana. Dalam dunia yang kerap gaduh dan melelahkan, merekalah yang menghadirkan ketenangan dan kehangatan.

Maka, jika kamu sudah bertemu dengan seseorang seperti itu, genggam erat. Tapi yang lebih indah lagi, jadilah juga kamu sebagai seseorang yang menebar vibe positif untuk semesta kecil di sekitarmu

Saturday, May 10, 2025

Bagaimana Cara Tetap Termotivasi Meski Tidak Ada yang Mendukung?

Kadang, perjalanan menuju mimpi terasa sepi.

Kamu udah semangat belajar, bangun proyek, mulai usaha, atau sekadar pengin jadi versi terbaik dari diri sendiri…
Tapi sekelilingmu?
Ada yang meragukan. Ada yang diam saja. Bahkan ada yang nyinyir.

Dan di titik itu, pertanyaannya bukan lagi:
“Siapa yang dukung aku?”
Tapi:
“Apa aku cukup percaya pada diriku sendiri?”

1. Kenali “Kenapa”-mu. Itu sebagain Bensin Utamamu.

Kalau nggak ada yang nyorakin kamu, maka kamu harus tahu kenapa kamu mulai.


  • Apakah kamu pengin keluar dari pola hidup lama?
  • Apakah kamu pengin buktiin ke diri sendiri bahwa kamu mampu?
  • Apakah kamu pengin hidup yang lebih bermakna?

Motivasi dari dalam jauh lebih tahan lama daripada tepuk tangan dari luar.

2. Ganti Dukungan Eksternal dengan Dialog Internal

Coba tanya ke diri sendiri:

  • “Apa hal kecil yang bisa aku banggakan hari ini?”
  • “Apa satu langkah ke depan yang bisa aku ambil meski pelan?”
  • “Apa aku sudah berproses, walau belum sempurna?”

Bangun suara dalam diri yang lebih mendukung daripada menghakimi.

3. Fokus ke Konsistensi, Bukan Validasi

Kamu nggak butuh disorot untuk bisa maju.
Kamu cuma butuh konsisten.
Karena yang kamu bangun bukan citra, tapi fondasi.

Validasi itu bonus. Konsistensi itu pondasi.

4. Ubah Rasa Sepi Jadi Waktu Berkualitas dengan Diri Sendiri

Nggak ada yang dukung?
Gunakan waktu itu buat:

  • Belajar skill baru
  • Menulis jurnal refleksi
  • Menata ulang tujuan hidup
  • Membaca hal yang kamu suka
    Kadang, fase “sunyi” justru tempat kamu menemukan jati diri.

5. Temukan “Komunitas Mini” yang Sejalan

Mungkin kamu belum dapat dukungan dari lingkungan sekitar,
tapi sekarang… kamu bisa nemu orang-orang yang satu frekuensi secara online, forum, atau komunitas belajar.

Kamu nggak harus sendirian selamanya. Kamu cuma belum ketemu “tribe”-mu.

Kamu Adalah Pendukung Terbesarmu

Kalau nggak ada yang percaya padamu,
jadilah orang pertama yang percaya.

Karena setiap orang hebat pernah mulai dari titik yang sepi.
Dan mereka tetap berjalan. Bukan karena ada sorak-sorai,
tapi karena ada nyala kecil di dalam diri yang mereka pilih untuk tidak dipadamkan

Dan tidak pernah bercanda pada waktu yang salah.

Tuesday, May 6, 2025

Tools Edukasi Gratis untuk Guru dan Siswa

Di dunia pendidikan yang semakin digital, banyak alat gratis yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk menunjang pembelajaran. Dari membuat materi ajar hingga memudahkan komunikasi, tools ini menawarkan berbagai solusi praktis yang efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa tools edukasi gratis yang bisa dimanfaatkan:

1. Google Classroom

Google Classroom adalah platform yang memungkinkan guru untuk membuat kelas virtual, mengelola tugas, memberikan umpan balik, dan memantau kemajuan siswa. Dengan antarmuka yang sederhana, Classroom membuat pengelolaan kelas menjadi lebih mudah dan terorganisir.


2. Kahoot!

Kahoot! adalah platform kuis interaktif yang sangat populer untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru dapat membuat kuis atau survei untuk menguji pemahaman siswa, dan siswa bisa berkompetisi dalam suasana yang menyenangkan. Kuis ini bisa dimainkan secara langsung atau sebagai tugas yang dikerjakan secara mandiri.

3. Canva for Education

Canva menyediakan template desain grafis yang mudah digunakan untuk berbagai kebutuhan pembelajaran, mulai dari poster, infografis, hingga presentasi. Guru dan siswa bisa membuat materi ajar dengan desain menarik tanpa perlu keterampilan desain grafis yang tinggi.

4. Quizlet

Quizlet adalah aplikasi yang memungkinkan siswa membuat flashcards untuk mempelajari berbagai konsep. Guru bisa membuat set kartu soal untuk membantu siswa mempersiapkan ujian. Flashcards ini juga bisa diakses di perangkat mobile untuk belajar di mana saja.

5. Edmodo

Edmodo adalah platform sosial untuk pendidikan yang memungkinkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. Melalui Edmodo, guru bisa memberikan tugas, membuat kuis, dan berbagi materi pembelajaran secara online.

Dengan berbagai tools ini, baik guru maupun siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara lebih efektif dan menyenangkan.

Tunggu artikel berikutnya untuk lebih banyak tips dan tools yang bisa digunakan di dunia pendidikan!

Literasi Digital – Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Di tengah arus teknologi yang semakin cepat, literasi digital menjadi salah satu keterampilan esensial abad ke-21. Tapi sebenarnya, apa itu literasi digital? Mengapa penting untuk dikuasai oleh setiap individu, terutama pelajar dan tenaga pendidik?

    Secara sederhana, literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, kritis, dan bertanggung jawab. Ini bukan sekadar bisa membuka internet atau menggunakan aplikasi, melainkan mencakup kemampuan mencari informasi yang benar, berkomunikasi secara etis di dunia maya, serta menciptakan konten digital yang bermanfaat.

Mengapa Literasi Digital Itu Penting?

Literasi digital membantu kita:

  1. Menghindari hoaks dan misinformasi, karena kita mampu menilai kredibilitas sumber informasi.
  2. Berperilaku aman dan etis di dunia maya, termasuk menjaga data pribadi dan menghormati hak cipta.
  3. Menjadi warga digital aktif yang mampu menggunakan teknologi untuk belajar, berkreasi, dan berkontribusi positif.

Bagaimana Mengembangkan Literasi Digital?

  • Eksplorasi Teknologi: Gunakan perangkat digital secara aktif dan pelajari fitur-fiturnya.
  • Berpikir Kritis: Jangan mudah percaya pada semua yang dilihat atau dibaca online. Selalu cek ulang.
  • Ikut Pelatihan atau Webinar: Banyak program literasi digital gratis dari pemerintah dan komunitas.
  • Berkarya Digital: Coba buat blog, video edukasi, atau konten positif lainnya.

Literasi digital adalah tanggung jawab bersama. Sekolah, orang tua, dan komunitas perlu bekerja sama membentuk generasi digital yang cerdas dan bijak. Mari mulai dari diri sendiri, dan ajak orang di sekitar kita untuk ikut melek digital!

Siap jadi warga digital yang cerdas hari ini?

Monday, May 5, 2025

Pengumuman Kelulusan Peserta Didik

Tahun Pelajaran 2024-2025 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Disampaikan dengan hormat kepada Bapak/Ibu Orang Tua Wali Siswa Kelas XII bahwa sehubungan dengan kelulusan peserta didik, bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengumuman kelulusan akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 05 Mei 2025
Waktu : Mulai pukul 17.00 WIB 

2. Informasi kelulusan dapat diakses melalui tautan berikut:

MAN 3 Majalengka

3. Dengan ini, pihak madrasah menyerahkan kembali putra-putri Bapak/Ibu yang telah menyelesaikan pendidikan di MAN 3 Majalengka, sebagai generasi penerus bangsa yang siap melangkah ke jenjang selanjutnya. Kami mohon doa dan dukungan Bapak/Ibu agar anak-anak kita terus diberi kemudahan dan kesuksesan dalam menempuh masa depannya.

Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cek Hasil Ujian dengann Memasukkan NISN Kemudian Lihat Hasil

Download Transkrip PDF


🔍 Cek Hasil Ujian

Friday, May 2, 2025

Artificial Intelligence dalam Kehidupan Sehari-hari

Artificial Intelligence (AI), atau kecerdasan buatan, bukan lagi sekadar istilah canggih dalam dunia teknologi. Tanpa kita sadari, AI telah hadir begitu dekat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi bagian penting dari rutinitas kita.

Pernahkah kamu meminta ponselmu mencari lagu lewat suara, atau melihat rekomendasi film yang terasa sangat sesuai di Netflix? Itu semua adalah contoh kecil dari AI yang bekerja di balik layar. AI mempelajari kebiasaan kita, mengenali pola, dan memberikan saran yang terasa “personal.”

Dalam dunia pendidikan, AI membantu guru mengatur materi, memberi soal adaptif, hingga memberi umpan balik otomatis. Di dunia bisnis, AI digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen, mengelola stok barang, dan mempercepat pelayanan. Bahkan di rumah tangga, kita mengenal AI lewat perangkat seperti smart speaker, penyedot debu otomatis, dan pengatur suhu ruangan pintar.

AI juga berperan besar di bidang kesehatan, membantu dokter menganalisis hasil tes, memprediksi risiko penyakit, dan menyarankan pengobatan yang lebih akurat berdasarkan data pasien.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa di balik kemudahan yang diberikan, penggunaan AI harus diiringi dengan literasi digital dan etika. Kita perlu bijak dalam membagikan data pribadi dan memahami batasan teknologi.

AI memang tidak memiliki hati, tapi lewat algoritma dan data, ia belajar memahami kebutuhan manusia. Maka, saat ini dan ke depan, bukan soal “apakah kita akan menggunakan AI,” tetapi “bagaimana kita bisa hidup berdampingan dengan AI secara cerdas dan bertanggung jawab.”