Mungkin kamu pernah mengalaminya, baik di lingkungan nyata maupun di lingkup komunitas online seperti Chat Group misalnya, Silent treatment adalah bentuk komunikasi pasif-agresif di mana seseorang atau sekelompok orang dengan sengaja mengabaikan atau tidak merespons orang lain, sering kali sebagai respons terhadap konflik.
Silent treatment melibatkan diam total, menghindari kontak mata, dan sikap acuh tak acuh terhadap kebutuhan seseorang. Perilaku ini bisa terjadi dalam hubungan keluarga, pertemanan, atau lingkungan kerja, di mana pelaku menolak berkomunikasi verbal untuk menghukum atau menghindari konfrontasi.
Ciri-Ciri seseorang melakukan silent treatment diantaranya adalah:
- Diam total dan respons minimal terhadap upaya komunikasi.
- Menghindari interaksi sosial atau isolasi diri sebagai bentuk hukuman.
- Berlangsung lama, seperti berhari-hari hingga berminggu-minggu, hingga korban meminta maaf.
Penyebab ketika orang melakukan silent treatment karena kewalahan emosi, takut konflik, atau keinginan mengendalikan situasi. Beberapa melakukannya secara tidak sadar saat sulit mengungkapkan perasaan, sementara yang lain sengaja untuk menyakiti.
Dampak Negatif dari silent treatment yang termasuk emotional abuse non-verbal yang menyebabkan korban merasa diabaikan, frustasi, dan tidak berharga, bahkan memicu sakit fisik seperti sakit kepala. Bagi pelaku, hal ini bisa memperburuk hubungan jangka panjang dan menghambat penyelesaian masalah.
Silent treatment di lingkungan kerja pastinya dapat merusak komunikasi tim dan menurunkan produktivitas secara keseluruhan. Beberapa hal yang akan terjadi jika hal tersebut berlanjut adalah:
Penurunan Motivasi dan Moral
Karyawan yang menerima silent treatment merasa
diabaikan dan tidak dihargai, sehingga motivasi kerja menurun drastis. Hal ini
menciptakan ketidakpastian, membuat karyawan ragu atas kontribusi mereka dan
kehilangan semangat untuk berinovasi.
Ketegangan Tim dan Konflik
Perilaku diam ini memicu konflik tim, menghambat
kolaborasi, dan membentuk lingkungan kerja penuh kecemasan. Penelitian
menunjukkan dampak psikologis seperti isolasi sosial yang mirip rasa sakit
fisik, merusak kepercayaan antar anggota tim.
Turnover Tinggi dan Masalah Hukum
Karyawan sering memilih resign karena merasa tidak
didukung, meningkatkan tingkat turnover organisasi. Dalam kasus ekstrem, silent
treatment bisa dianggap pelecehan kerja, berpotensi menimbulkan masalah hukum
bagi perusahaan.
Hambatan Produktivitas Jangka Panjang
Tanpa umpan balik jelas, kinerja tim terganggu,
inovasi terhambat, dan hubungan profesional rusak permanen. Organisasi akhirnya
mengalami kerugian finansial dari hilangnya talenta dan efisiensi kerja.
Cara mengatasinya bukan dengan mendiamkan berlarut-larut, namun ada baiknya berikan ruang sementara untuk merenung, lalu ajak bicara dengan tenang setelah ketegangan mereda. Jika berulang, pertimbangkan bantuan profesional seperti konseling untuk membangun komunikasi sehat.

No comments:
Post a Comment