Pusat Informasi dan Publikasi Mata Pelajaran Informatika MAN 3 Majalengka - Lilis Juwita, S.Kom

Friday, June 27, 2025

Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1447 H

Selamat Tahun Baru Islam by Lilis Juwita


Pada fajar pertama di Muharam yang hening,
terbit cahaya hijrah dari langit yang bening.
Tahun berganti dalam sunyi yang syahdu,
mengajak hati menepi, merenungi waktu yang berlalu.
Hijrah bukan sekadar jejak kaki berpindah,
tapi juga jiwa yang bangkit dari lelah.
Dari angan yang hampa menuju doa yang nyata,
dari gelisah menuju ridha-Nya yang sempurna.
Ya Allah,
di tahun yang baru ini,
basuh luka yang sempat tersembunyi,
ganti kecewa dengan harapan yang suci,
dan tuntun langkah kami menuju cahaya-Mu yang abadi.
Selamat Tahun Baru Hijriyah,
semoga langkah kita senantiasa dalam rahmat dan petunjuk-Nya.
Mari berhijrah menuju diri yang lebih taat,
menuju hidup yang lebih bermakna dan hangat.


 

Thursday, June 26, 2025

Menua Bukan Berarti Menghilang Tanpa Jejak

Di dunia yang serba cepat ini, terkadang kita lupa: waktu bukan musuh, ia adalah saksi. Menua bukan kutukan, melainkan anugerah yang datang dengan garis-garis halus di wajah dan kenangan yang menebal di hati. Sayangnya, banyak yang mengira bahwa saat uban tumbuh dan langkah melambat, seseorang mulai memudar, perlahan menghilang tanpa jejak.

Padahal, menua adalah proses mengukir makna. Di balik setiap keriput, ada tawa yang pernah meledak dan air mata yang pernah jatuh karena cinta. Di balik tangan yang mulai gemetar, ada kerja keras, ada pelukan, ada jasa-jasa yang tak tercatat dalam buku sejarah tapi hidup dalam jiwa banyak orang.

Jejak bukan hanya tentang pencapaian besar yang memukau dunia. Jejak adalah nasihat yang pernah menyelamatkan seseorang dari patah, adalah cerita yang menghangatkan malam-malam sepi, adalah kehadiran yang terus terasa meski tak lagi selalu terlihat.

Jangan takut menua. Tak perlu malu pada waktu. Karena hidup bukan tentang seberapa lama kita ada, tapi tentang bagaimana kita memberi makna dalam keberadaan. Biarkan dunia tahu: kita pernah di sini mencintai, tertawa, berjuang, dan memberi warna.

Menua bukan berarti menghilang. Justru di sanalah keabadian mulai dilukis, melalui jejak-jejak kecil yang kita tinggalkan di hati orang lain. Dan selama cinta itu tetap hidup, kita takkan pernah benar-benar pergi.

"Menua tak berarti harus tersisih, meski harus digantikan yang lebih muda."
Itulah hukum waktu yang tak bisa dielakkan. Ada masa di mana tongkat estafet memang harus berpindah, bukan karena tak lagi berharga, tapi karena peran kita telah cukup memberikan fondasi.

Tidak semua yang tua harus digantikan, karena pengalaman tak bisa ditukar oleh semangat saja. Ada ruang bagi yang muda untuk bersinar, tapi juga ruang bagi yang tua untuk tetap menyala, sebagai pelita, sebagai penjaga api semangat.

Dalam sunyi, mereka yang lebih dahulu datang tetap berbicara, dalam nilai, dalam budi, dalam jejak yang tertinggal dalam-dalam di hati generasi berikutnya.

Menua tak berarti harus tersisih,
Meski digantikan yang lebih muda,
Ada cahaya yang tetap bersih,
Meski tak lagi berdiri di barisan pertama.

Tak semua panggung butuh suara,
Kadang diam lebih mengajar,
Dalam senyap, bijak bicara,
Menjadi akar, saat yang muda mekar.

Kami tidak butuh tempat untuk diistimewakan,
Tapi tidak untuk menjadi onggokan sampah tanpa guna!

Apa lagi dengan senyum ironismu yang tercibir,
Menjadi pemanis buatan setiap sajikan sarapan pagi buat kami.

Sunday, June 22, 2025

Meningkatkan Semangat Bekerja Lewat Tata Meja yang Inspiratif

Lingkungan kerja yang nyaman dan estetis dapat memberikan dorongan besar pada produktivitas dan semangat kerja. Salah satu elemen penting adalah tampilan desktop atau meja kerja itu sendiri. Dengan penataan yang tepat, meja kerja bisa menjadi ruang yang tidak hanya fungsional, tapi juga menyenangkan.

Bayangkan sebuah laptop berwarna pink lembut di tengah meja warna yang ceria namun tetap tenang, memberikan nuansa feminin yang hangat. Di sampingnya, sebuah tanaman sukulen kecil menghadirkan sentuhan alami yang segar, sekaligus mempercantik visual tanpa membutuhkan perawatan rumit.

Untuk menghadapi hari-hari panas atau ruangan tanpa pendingin ruangan, kipas angin kecil di sudut meja bisa jadi penyelamat. Suara desiran angin dan sejuknya hembusan memberi kenyamanan tambahan saat bekerja. Tak ketinggalan, jam digital mungil dengan tampilan modern bukan hanya untuk menunjukkan waktu, tapi juga membantu mengatur fokus dan manajemen waktu secara visual.

Pencahayaan juga berperan besar. Cahaya yang cukup, baik dari lampu meja atau sinar alami, menambah energi positif dan mencegah mata cepat lelah. Warna-warna lembut dan penataan yang rapi membantu menciptakan atmosfer yang rileks dan mendukung konsentrasi.

Dengan menyatukan elemen-elemen kecil ini, warna yang menyenangkan, sedikit unsur alam, kenyamanan, dan fungsi kita bisa menciptakan desktop yang bukan hanya tempat bekerja, tapi juga ruang yang membangkitkan motivasi setiap hari.

Tuesday, June 17, 2025

Launching Buku Informatika

Sebelumnya tim marketing Penerbit Andi menemui saya setelah melihat profil salah satu penulis Buku Informatika SMA/MA/ SMK/MAK Kelas X, XI, dan XII yang mereka pasarkan merupakan karya penulis buku yang berasal dari Majalengka.

Hari ini di sela pengisian Rapot Elektronik dan menjelang Rapat Kenaikan Kelas, saya kedatangan tamu. Ketika ditemui ternyata Tim Marketing wilayah Majalengka dari Penerbit buku yang kami tulis datang dengan membawa satu set berupa 3 Exp Buku Informatika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, XI, dan XII.

Tahun Ajaran yang akan datang hanya tinggal menghitung hari saja, tim marketing memperluas pemasarannya hingga ke SMK/MAK tidak hanya di SMA/MA saja, karena sudah banyak list pre order sejak buku tersebut kami tulis. Jadi buku ini pun terdaftar di Katalog Buku SMK.

Dengan penuh semangat dan rasa syukur, dengan terbitnya buku tersebut secara resmi diluncurkan buku Informatika untuk jenjang SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, XI, dan XII yang salah satu penulisnya adalah Lilis Juwita, S.Kom, Guru Mata Pelajaran Informatika di MAN 3 Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Buku ini hadir sebagai bentuk kontribusi nyata dalam penguatan literasi digital dan pengembangan kompetensi abad 21 di kalangan murid. Ditulis dengan pendekatan yang kontekstual, komunikatif, dan relevan dengan dunia digital saat ini, buku ini dirancang untuk membantu murid memahami konsep dasar hingga lanjutan dalam Informatika, mulai dari logika algoritma, pemrograman, etika digital, hingga keamanan siber.

Sebagai guru yang aktif di dunia pendidikan dan pengembangan diri, kami tidak hanya mengajarkan Informatika di kelas, namun juga di kelas digital selain itu juga mengemas pembelajaran dalam bentuk buku yang aplikatif dan menyenangkan. Setiap bab dilengkapi dengan studi kasus, refleksi kritis, hingga tugas eksploratif yang mendorong murid berpikir kreatif dan kolaboratif.

Peluncuran buku ini juga menjadi simbol bahwa guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai penulis dan pencipta jejak intelektual yang akan bertahan lintas generasi.

Melalui karya ini, kami berharap buku Informatika ini bisa menjadi sumber belajar yang bermakna, memudahkan guru lain, serta memotivasi murid untuk menjelajahi dunia digital dengan bijak dan percaya diri.

Pada mata pelajaran Informatika juga diperkenalkan kelas digital, dimana ruang kelas tidak terbatas oleh dinding kelas.

Semoga buku ini memberi manfaat untuk perkembangan Mata Pelajaran Informatika di seluruh Indonesia.

Saturday, June 14, 2025

Jadikan Tempat Kerja Menjadi Rumah Kedua, Tapi Jangan Lupa Pulang ke Rumah Pertamamu

Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita di sana, di tempat kerja.

Mulai dari pagi yang tergesa-gesa, siang yang sibuk dengan meeting dan deadline, hingga malam yang terkadang masih menyisakan to-do list tak berujung. Kadang kita lebih sering duduk di kursi kantor daripada di ruang tamu rumah sendiri.

Wajar kalau tempat kerja terasa seperti rumah kedua.
Di sana ada meja yang jadi saksi ide-ide cemerlang dan air mata yang tertahan.
Ada rekan kerja yang jadi sahabat seperjuangan.
Ada rutinitas yang membentuk ritme hidup kita. Bahkan, ada rasa nyaman yang pelan-pelan tumbuh, hingga membuat kita lupa waktu.

Tapi, jangan sampai karena terlalu nyaman di rumah kedua, kita lupa pulang ke rumah pertama.

Rumah pertama bukan hanya bangunan.
Tapi tempat kita bisa menjadi diri sendiri tanpa topeng, tanpa peran, tanpa tuntutan.
Tempat kita bisa meletakkan semua beban, menyalakan kembali hati yang lelah, dan mengisi ulang energi yang mulai terkuras habis.

Di rumah pertama, kita recharge bukan hanya tubuh tapi juga jiwa.
Di sana ada peluk yang tak menuntut performa.
Ada makanan hangat yang bukan dari aplikasi, tapi dari tangan penuh cinta.
Ada tawa kecil yang tak bisa dibeli.
Ada kesunyian yang menyembuhkan.

Pekerjaan penting, iya.
Tapi jangan sampai demi performa, kita lupa menjaga jiwa.
Jangan sampai kita lupa, bahwa performa terbaik di kantor lahir dari jiwa yang sehat, pikiran yang lapang, dan hati yang tahu cara pulang.

Jangan sampai sibuk memperbaiki laporan, tapi lupa memperbaiki hubungan.
Jangan sampai fokus menyenangkan atasan, tapi lupa menyapa keluarga yang selalu ada.
Dan jangan sampai terlalu larut di dunia kerja, sampai kehilangan rumah yang sebenarnya.

Karena rumah pertama bukan hanya tempat kita pulang,
tapi tempat kita hidup kembali utuh, penuh, dan apa adanya.

Jadikan tempat kerja menjadi rumah kedua, tapi jangan lupa selalu pulang ke rumah pertamamu di mana kamu diterima apa adanya, tanpa tuntutan selalu tampil sempurna.

Friday, June 13, 2025

Belajar dan Upgrade Diri: Hadiah Cinta untuk Diri Sendiri

Certified Virtual Assistant
Seringkali kita mengira mencintai diri sendiri itu soal skincare, staycation, atau makan enak di kafe favorit. Padahal, cinta yang paling tulus seringkali justru terasa seperti kerja keras. Seperti membuka buku baru, mendaftar kelas online, gagal di percobaan pertama, tapi tetap mencoba lagi.

Ya, belajar dan upgrade diri adalah bentuk mencintai diri yang paling jangka panjang.

Ketika kita memilih untuk terus belajar, itu berarti kita percaya:
“Aku layak untuk bertumbuh.”
Saat kita upgrade diri, entah itu dengan membaca buku baru, mengasah skill, belajar bahasa baru, atau bahkan berlatih disiplin dan sabar, sesungguhnya kita sedang berkata:
“Aku tidak ingin stagnan, karena aku tahu diriku punya potensi lebih.”

Bukan untuk membandingkan diri dengan orang lain, bukan untuk mengejar validasi, tapi karena kita ingin menghargai versi terbaik dari diri sendiri.

Cinta sejati pada diri itu bukan hanya tentang merasa nyaman dengan diri kita saat ini, tapi juga punya keberanian untuk membawa diri ke level berikutnya.

Karena kamu pantas punya masa depan yang lebih baik, kamu pantas hidup dengan kemampuan yang bisa kamu banggakan. Dan kamu pantas berdiri di tempat yang dulu kamu impikan, karena kamu tidak menyerah untuk terus bertumbuh.

Jadi, mulai hari ini…
Belajarlah, bukan karena kamu kurang, tapi karena kamu cukup berharga untuk jadi lebih baik.
Upgrade dirimu, bukan karena kamu tidak layak sekarang, tapi karena kamu layak untuk lebih dari ini.

Karena belajar itu bukan beban, itu adalah bentuk cinta. Yang kamu berikan pada diri sendiri, hari ini dan untuk masa depanmu kelak.

Wednesday, June 11, 2025

Menulis Buku: Jejak Intelektual Seorang Guru

Bagaimana jika ilmuwan tidak pernah menuliskan bukunya?
Jika Newton hanya memikirkan gravitasi, lalu menyimpannya sendiri.

Bayangkan jika Galileo hanya memandangi bintang, tapi tak pernah menuliskannya. 

Apa jadinya dunia jika para ilmuwan memilih diam?

Pengetahuan besar tidak lahir dalam hening semata. Ia tumbuh, mekar, dan menyebar karena dituliskan. Buku adalah wadah ide, catatan pemikiran, dan jembatan antara zaman. Ilmu bukan hanya untuk diketahui, tapi untuk dibagikan dan tulisanlah yang membuatnya hidup lebih lama dari usia manusia itu sendiri.

Jika ilmuwan tidak pernah menulis, kita mungkin tidak mengenal teori, rumus, atau bahkan dasar logika yang saat ini menjadi fondasi dunia modern. Lebih dari sekadar fakta, tulisan mereka menyimpan proses berpikir: keraguan, pencarian, hingga penemuan.

Tanpa tulisan, ilmu hanya hidup sebentar di kepala. Namun dengan buku, ilmu menjelma menjadi warisan intelektual yang bisa diwariskan lintas generasi.

Bahkan tulisan yang sederhana, bisa menjadi penentu perubahan besar di masa depan.

Maka, bukan hanya ilmuwan. Siapa pun yang berpikir, belajar, dan menyelami makna kehidupan sejatinya punya hal penting untuk ditulis.

Karena menulis bukan soal kepandaian, tapi soal keberanian untuk menyampaikan. Buku adalah bukti bahwa satu pemikiran bila dibagikan dapat menyalakan cahaya di banyak kepala lainnya.

Bayangkan jika ilmuwan tidak pernah menulis. Kita mungkin tetap mencari, tapi tak pernah benar-benar menemukan.

Menjadi guru bukan sekadar mengajar di kelas, tetapi juga membagikan nilai-nilai, pengetahuan, dan inspirasi yang mampu melampaui ruang dan waktu. Salah satu bentuk warisan intelektual paling bermakna yang dapat ditinggalkan seorang guru adalah menulis buku.

Buku adalah cara seorang guru mengabadikan pemikirannya, pengalamannya, dan refleksi dari proses panjang mengajar dan belajar. Saat papan tulis terhapus, saat kelas sudah kosong, buku tetap hidup meneruskan gagasan dan ilmu yang pernah diajarkan.

Menulis buku juga menjadi bukti bahwa guru tak berhenti belajar. Ia bukan hanya pemberi ilmu, tapi juga pencari, perenung, dan penulis kehidupan. Dalam setiap kalimat yang ditulis, terdapat nilai, semangat, dan dedikasi yang tak selalu sempat disampaikan di ruang kelas.

Lebih dari itu, buku menjadi jembatan antara generasi. Guru yang menulis, sebenarnya sedang membuka ruang dialog bagi murid-murid yang mungkin belum lahir hari ini, tetapi akan membaca pemikirannya suatu saat nanti.

Meskipun tidak semua guru merasa percaya diri menulis, sesungguhnya pengalaman mengajar mereka adalah sumber kaya yang layak dibagikan. Menulis bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang menjadi jujur dan berdampak.

Maka, mari mulai menulis. Mungkin dari catatan harian, refleksi pembelajaran, atau kumpulan cerita kecil di sekolah. Karena suatu hari nanti, buku itu akan menjadi jejak intelektual yang membuktikan bahwa guru tidak hanya hadir untuk mengajar… tetapi juga untuk menginspirasi melalui tulisan.


Tuesday, June 10, 2025

Mencintai Diri Sendiri Nggak Harus Heboh

Mencintai diri sendiri itu... nggak selalu harus liburan, skincare mahal, atau makan enak di kafe estetik. 
Kadang, mencintai diri sendiri cukup dengan bilang “nggak apa-apa” meski hari ini nggak seproduktif kemarin. 
Minum air putih tanpa buru-buru. 
Memaafkan diri yang pernah kecewa.

Mencintai diri sendiri itu... bukan perkara egois.
Tapi tentang tahu kapan harus berhenti sejenak.
Tentang berani bilang "iya" ke hal yang membuat hati tenang,
dan "tidak" pada hal-hal yang menyakiti pelan-pelan.

Karena kamu juga manusia,
yang boleh lelah, bingung, dan kadang... butuh dipeluk oleh dirinya sendiri.

Pelan-pelan aja,
cinta itu tumbuh dari perhatian yang kecil-kecil.
Dari tidak membandingkan dirimu hari ini dengan versi sempurna yang belum tentu nyata.
Dari duduk diam, dan bilang:

“Aku mungkin belum sepenuhnya pulih. Tapi aku sudah berjalan sejauh ini.”

Dan itu...
sudah cukup indah untuk disebut cinta.


Saturday, June 7, 2025

6 Minggu Menjadi VA, Perjalanan Belajar yang Mengubah Cara Pandangku

Saya masih ingat dengan jelas hari pertama memutuskan untuk ikut Virtual Assistant Course sebuah langkah kecil yang kemudian membuka gerbang besar menuju dunia kerja digital yang sebelumnya hanya kudengar lewat cerita orang. Sebagai seseorang dengan latar belakang penulisan dan ketertarikan di bidang teknologi, saya penasaran seperti apa dunia Virtual Assistant (VA) yang katanya bisa dikerjakan dari mana saja, bahkan dari kamar kos sederhana.

Selama 6 minggu, saya mengikuti kursus yang terdiri dari berbagai modul intensif. Minggu pertama memperkenalkan dasar-dasar menjadi VA: mulai dari mindset kerja remote, jenis layanan yang bisa ditawarkan, hingga pentingnya personal branding. Saya belajar bahwa menjadi VA bukan hanya soal membalas email klien, tetapi soal bagaimana menjadi support system yang bisa diandalkan.

Minggu kedua dan ketiga membawa saya lebih dalam ke ranah teknis belajar mengelola email, mengatur kalender, menggunakan tool seperti Trello, Notion, hingga automasi dengan Zapier. Tugas-tugas yang diberikan benar-benar realistis. Saya merasa seperti sedang menjalani pekerjaan nyata. Rasanya seru dan menantang!

Di minggu keempat dan kelima, kami mulai menyusun portofolio dan belajar berkomunikasi dengan klien secara profesional. Saya dilatih membuat proposal, menulis email penawaran, hingga mempersiapkan sesi interview. Pelatihan ini bukan sekadar teori tapi langsung praktik.

Minggu terakhir adalah momen yang cukup emosional. Selain evaluasi akhir, kami juga mengerjakan proyek VA masing-masing. Saya pribadi membuat simulasi layanan untuk seorang content creator, mengatur jadwal posting, membuat caption, dan menyusun laporan mingguan. Feedback dari mentor atau student advisor sangat membangun, dan saya merasa percaya diri untuk terjun ke dunia freelance setelah ini.

Pada minggu terakhir, salah satu tugasnya adalah Mock Up Job Offer saya mendapatkan klien pertama saya dari luar negeri. Bayarannya mungkin belum besar, tapi pengalaman dan rasa percaya diri yang kudapat tak ternilai.

Kursus ini bukan hanya mengajarkan menjadi Virtual Assistant. Ia mengajarkan tentang disiplin, komunikasi, dan yang paling penting: percaya pada kemampuan diri sendiri. Kini saya tahu, bahwa dengan kemauan belajar dan konsistensi, dunia digital punya tempat untuk siapa saja yang ingin tumbuh.

Tuesday, June 3, 2025

Tanda-Tanda Kamu Seorang People Pleaser


Tidak semua orang menyadari bahwa mereka sedang hidup dalam pola people pleasing. Kadang kita menyebutnya “baik hati”, “penyayang”, atau “peduli pada orang lain.” Tapi jika terlalu sering, bisa jadi kita mulai kehilangan diri kita sendiri.

Berikut ini beberapa tanda halus yang mungkin sedang kamu alami. Coba baca pelan-pelan dan jujurlah pada dirimu sendiri.

 

Checklist Reflektif: Apakah Ini Kamu?

Tandai () jika kamu merasa pernah atau sering mengalaminya:


c   Kamu sering berkata "iya" walau sebenarnya ingin bilang "tidak"

c   Kamu merasa bersalah saat menolak permintaan orang lain

c   Kamu takut orang lain marah atau kecewa jika kamu tidak menuruti mereka

c   Kamu sering menunda kebutuhanmu demi memprioritaskan orang lain

c   Kamu lebih mementingkan pendapat orang lain daripada suara hatimu sendiri

c   Kamu merasa harus menyenangkan semua orang agar bisa diterima

c   Kamu merasa lelah secara emosional, tapi tetap berusaha “baik” dan tersenyum

c   Kamu cemas saat ada orang tidak suka padamu, walau kamu tidak salah apa-apa

c   Kamu sulit membuat keputusan sendiri tanpa “konfirmasi” dari orang lain

c   Kamu merasa tidak enak jika dianggap egois—meskipun kamu hanya sedang menjaga batas

Kalau kamu mencentang lebih dari 4 pernyataan di atas, mungkin sudah saatnya kamu mulai menyadari betapa sering kamu menunda kebahagiaanmu sendiri demi kenyamanan orang lain.

Dan kamu tahu apa yang paling penulis ingin kamu tahu?

Kamu tetap layak dicintai meski tidak menyenangkan semua orang.

Hari ini, coba tuliskan satu situasi di mana kamu ingin berkata “tidak” tapi kamu tetap bilang “iya”. Lalu tuliskan bagaimana perasaanmu setelahnya.

Saturday, May 31, 2025

Berhenti Menjadi People Pleaser Sebelum Langkahmu Dihentikan

Kita tumbuh dengan keyakinan bahwa menyenangkan orang lain itu baik. Dan memang tidak salah selama kita tidak terus-menerus mengorbankan diri sendiri.

Menjadi people pleaser kadang terasa aman karena tidak ada konflik, semua orang senang. Tapi perlahan, kamu mulai kehilangan arah. Kamu tidak tahu lagi apa yang kamu inginkan, karena selama ini fokusmu hanya satu yaitu membuat orang lain puas, bahkan saat hatimu sendiri lelah.

Berhenti menjadi people pleaser bukan berarti berhenti peduli. Itu adalah langkah menuju kejujuran pada dirimu sendiri.

Karena kalau terus berjalan mengikuti kehendak orang lain, lama-lama kamu akan lupa bagaimana caranya berdiri untuk dirimu sendiri.

Dan ketika langkahmu dihentikan bukan oleh orang lain, tapi oleh rasa lelah dan hampa yang tumbuh dari dalam di situlah kamu sadar seharusnya kamu yang lebih dulu berkata “cukup.”

Mulailah belajar berkata “tidak.” Mulailah memeluk dirimu sendiri. Karena menyenangkan semua orang tak akan pernah sesempurna menyenangkan hatimu yang selama ini diam.

Monday, May 26, 2025

Phubbing: Kebiasaan Sepele yang Diam-diam Merusak


Pernah nggak, kamu lagi cerita seru sama teman, tapi dia malah sibuk scroll HP? Atau saat kumpul keluarga, semua sibuk main gadget masing-masing? Kalau iya, selamat datang di era phubbing.

Phubbing adalah singkatan dari phone snubbing—yakni kebiasaan mengabaikan orang di sekitar karena terlalu fokus pada ponsel. Meskipun terdengar sederhana, dampaknya cukup serius, lho.

Dampak Sosial dari Phubbing

Phubbing bisa melemahkan koneksi sosial. Bayangkan kamu bercerita penting, tapi lawan bicara malah tenggelam dalam notifikasi. Rasa dihargai? Hilang. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menurunkan kualitas komunikasi, memperlebar jarak emosional, bahkan membuat orang merasa kesepian di tengah keramaian.

Dampak Psikologis

Bukan cuma ke orang lain, phubbing juga berdampak ke diri sendiri. Ketergantungan pada HP bikin kita sulit fokus, kehilangan empati, dan sering kali cemas jika tak memegang ponsel.

Ironis, ya? Terus terkoneksi secara digital, tapi makin terputus secara sosial.

Yuk, Lebih Sadar Digital!

Mencegah phubbing nggak butuh langkah besar. Coba mulai dengan:

  • Menyimpan HP saat ngobrol langsung
  • Aktif mendengarkan tanpa distraksi
  • Menentukan waktu "bebas gadget" saat makan atau bersama keluarga

Teknologi memang membantu, tapi jangan sampai membuat kita lupa jadi manusia yang hadir sepenuhnya.

Jadi, yuk stop phubbing! Matikan layar sejenak, dan hidupkan koneksi nyata di sekitar kita.

Friday, May 23, 2025

Jangan Bandingkan Pencapaianu dengan Orang Lain

Di tengah derasnya arus media sosial, kita kerap terjebak dalam kebiasaan membandingkan pencapaian pribadi dengan orang lain. Padahal, setiap orang berlari dalam lintasan yang berbeda, dengan waktu dan ritme yang tak sama. Menormalisasi pencapaian sendiri dengan standar orang lain adalah seperti meredupkan cahaya unik yang kita miliki.

Tak semua harus lulus kuliah di usia 22, menikah sebelum 30, atau punya rumah mewah di usia muda. Pencapaian bukan kompetisi, melainkan perjalanan yang dipenuhi pembelajaran dan pertumbuhan. Ketika kita mulai mengukur langkah dengan kaki orang lain, kita kehilangan rasa syukur dan makna dari apa yang telah diperjuangkan.

Rayakan setiap kemajuan, sekecil apa pun itu. Ubah standar keberhasilan menjadi cerminan dari nilai dan tujuan hidup kita sendiri, bukan sekadar validasi dari luar. Biarkan pencapaianmu menjadi bukti bahwa kamu sedang tumbuh, bukan sedang tertinggal.

Hidup bukan perlombaan. Ia adalah perjalanan panjang, penuh tikungan dan kejutan. Jadi, berjalanlah dengan yakin, dan hargai setiap langkahmu karena kamu layak bangga atas versi dirimu yang terus berproses.

Ingatlah, pencapaian bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling setia pada prosesnya. Jangan biarkan standar orang lain merampas makna usahamu. Kamu unik, dan perjalananmu pun demikian. Hargai tiap langkah, karena di sanalah terukir kisah hebatmu yang sesungguhnya.

Thursday, May 22, 2025

Bertemu dengan vibe yang tepat

Berbicara tentang vibe positif, kita sedang menyelami energi tak kasatmata yang mampu mengubah suasana hati, menyulut semangat, bahkan menyembuhkan luka batin yang tersembunyi. Bertemu dengan orang yang memancarkan vibe seperti ini adalah berkah terselubung, hadiah dari semesta untuk jiwa yang sedang lelah.

Berikut adalah keuntungan bertemu dengan orang yang memiliki vibe positif, dibalut dalam nada lembut namun penuh makna:

1. Energi Mereka Menular

Layaknya mentari pagi yang hangat, orang dengan vibe positif menularkan semangat hidup. Saat kita merasa redup, kehadiran mereka seperti suluh yang menyalakan kembali cahaya dalam dada.

2. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Emosional

Mereka mendengarkan tanpa menghakimi, memeluk tanpa syarat. Dalam dekapan energi mereka, beban batin terasa lebih ringan, dan kekusutan pikiran mulai terurai satu per satu.

3. Mendorong Kita Jadi Versi Terbaik Diri Sendiri

Mereka tak hanya hadir sebagai teman, tapi juga sebagai cermin. Refleksi ketulusan mereka membuat kita ingin tumbuh, belajar, dan berkembang. Bukan karena kita kurang, tapi karena mereka percaya kita bisa lebih.

4. Mampu Mengubah Sudut Pandang

Saat hidup tampak kelabu, mereka hadir dengan warna. Mereka tak menyangkal luka, tapi menunjukkan bahwa selalu ada cahaya di balik mendung. Perspektif mereka menyegarkan dan penuh harapan.

5. Relasi yang Menguatkan, Bukan Melemahkan

Mereka tidak membuat kita merasa kecil. Justru, mereka mengangkat, mendukung, dan selalu ada saat kita membutuhkannya. Dalam hubungan seperti ini, kita merasa cukup, diterima, dan dihargai.

6. Membangun Lingkungan yang Nyaman dan Produktif

Dalam pekerjaan, mereka seperti angin segar yang membangkitkan kreativitas. Dalam keluarga, mereka jadi penjaga harmoni. Dalam pertemanan, mereka jadi ruang aman untuk kembali pulang.


Berjumpa dengan orang yang punya vibe positif adalah seperti menemukan oasis di padang gersang. Mereka tak hanya mengisi ruang, tapi menghidupkan suasana. Dalam dunia yang kerap gaduh dan melelahkan, merekalah yang menghadirkan ketenangan dan kehangatan.

Maka, jika kamu sudah bertemu dengan seseorang seperti itu, genggam erat. Tapi yang lebih indah lagi, jadilah juga kamu sebagai seseorang yang menebar vibe positif untuk semesta kecil di sekitarmu

Saturday, May 10, 2025

Bagaimana Cara Tetap Termotivasi Meski Tidak Ada yang Mendukung?

Kadang, perjalanan menuju mimpi terasa sepi.

Kamu udah semangat belajar, bangun proyek, mulai usaha, atau sekadar pengin jadi versi terbaik dari diri sendiri…
Tapi sekelilingmu?
Ada yang meragukan. Ada yang diam saja. Bahkan ada yang nyinyir.

Dan di titik itu, pertanyaannya bukan lagi:
“Siapa yang dukung aku?”
Tapi:
“Apa aku cukup percaya pada diriku sendiri?”

1. Kenali “Kenapa”-mu. Itu sebagain Bensin Utamamu.

Kalau nggak ada yang nyorakin kamu, maka kamu harus tahu kenapa kamu mulai.


  • Apakah kamu pengin keluar dari pola hidup lama?
  • Apakah kamu pengin buktiin ke diri sendiri bahwa kamu mampu?
  • Apakah kamu pengin hidup yang lebih bermakna?

Motivasi dari dalam jauh lebih tahan lama daripada tepuk tangan dari luar.

2. Ganti Dukungan Eksternal dengan Dialog Internal

Coba tanya ke diri sendiri:

  • “Apa hal kecil yang bisa aku banggakan hari ini?”
  • “Apa satu langkah ke depan yang bisa aku ambil meski pelan?”
  • “Apa aku sudah berproses, walau belum sempurna?”

Bangun suara dalam diri yang lebih mendukung daripada menghakimi.

3. Fokus ke Konsistensi, Bukan Validasi

Kamu nggak butuh disorot untuk bisa maju.
Kamu cuma butuh konsisten.
Karena yang kamu bangun bukan citra, tapi fondasi.

Validasi itu bonus. Konsistensi itu pondasi.

4. Ubah Rasa Sepi Jadi Waktu Berkualitas dengan Diri Sendiri

Nggak ada yang dukung?
Gunakan waktu itu buat:

  • Belajar skill baru
  • Menulis jurnal refleksi
  • Menata ulang tujuan hidup
  • Membaca hal yang kamu suka
    Kadang, fase “sunyi” justru tempat kamu menemukan jati diri.

5. Temukan “Komunitas Mini” yang Sejalan

Mungkin kamu belum dapat dukungan dari lingkungan sekitar,
tapi sekarang… kamu bisa nemu orang-orang yang satu frekuensi secara online, forum, atau komunitas belajar.

Kamu nggak harus sendirian selamanya. Kamu cuma belum ketemu “tribe”-mu.

Kamu Adalah Pendukung Terbesarmu

Kalau nggak ada yang percaya padamu,
jadilah orang pertama yang percaya.

Karena setiap orang hebat pernah mulai dari titik yang sepi.
Dan mereka tetap berjalan. Bukan karena ada sorak-sorai,
tapi karena ada nyala kecil di dalam diri yang mereka pilih untuk tidak dipadamkan

Dan tidak pernah bercanda pada waktu yang salah.

Tuesday, May 6, 2025

Tools Edukasi Gratis untuk Guru dan Siswa

Di dunia pendidikan yang semakin digital, banyak alat gratis yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk menunjang pembelajaran. Dari membuat materi ajar hingga memudahkan komunikasi, tools ini menawarkan berbagai solusi praktis yang efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa tools edukasi gratis yang bisa dimanfaatkan:

1. Google Classroom

Google Classroom adalah platform yang memungkinkan guru untuk membuat kelas virtual, mengelola tugas, memberikan umpan balik, dan memantau kemajuan siswa. Dengan antarmuka yang sederhana, Classroom membuat pengelolaan kelas menjadi lebih mudah dan terorganisir.


2. Kahoot!

Kahoot! adalah platform kuis interaktif yang sangat populer untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru dapat membuat kuis atau survei untuk menguji pemahaman siswa, dan siswa bisa berkompetisi dalam suasana yang menyenangkan. Kuis ini bisa dimainkan secara langsung atau sebagai tugas yang dikerjakan secara mandiri.

3. Canva for Education

Canva menyediakan template desain grafis yang mudah digunakan untuk berbagai kebutuhan pembelajaran, mulai dari poster, infografis, hingga presentasi. Guru dan siswa bisa membuat materi ajar dengan desain menarik tanpa perlu keterampilan desain grafis yang tinggi.

4. Quizlet

Quizlet adalah aplikasi yang memungkinkan siswa membuat flashcards untuk mempelajari berbagai konsep. Guru bisa membuat set kartu soal untuk membantu siswa mempersiapkan ujian. Flashcards ini juga bisa diakses di perangkat mobile untuk belajar di mana saja.

5. Edmodo

Edmodo adalah platform sosial untuk pendidikan yang memungkinkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. Melalui Edmodo, guru bisa memberikan tugas, membuat kuis, dan berbagi materi pembelajaran secara online.

Dengan berbagai tools ini, baik guru maupun siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara lebih efektif dan menyenangkan.

Tunggu artikel berikutnya untuk lebih banyak tips dan tools yang bisa digunakan di dunia pendidikan!

Literasi Digital – Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Di tengah arus teknologi yang semakin cepat, literasi digital menjadi salah satu keterampilan esensial abad ke-21. Tapi sebenarnya, apa itu literasi digital? Mengapa penting untuk dikuasai oleh setiap individu, terutama pelajar dan tenaga pendidik?

    Secara sederhana, literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif, kritis, dan bertanggung jawab. Ini bukan sekadar bisa membuka internet atau menggunakan aplikasi, melainkan mencakup kemampuan mencari informasi yang benar, berkomunikasi secara etis di dunia maya, serta menciptakan konten digital yang bermanfaat.

Mengapa Literasi Digital Itu Penting?

Literasi digital membantu kita:

  1. Menghindari hoaks dan misinformasi, karena kita mampu menilai kredibilitas sumber informasi.
  2. Berperilaku aman dan etis di dunia maya, termasuk menjaga data pribadi dan menghormati hak cipta.
  3. Menjadi warga digital aktif yang mampu menggunakan teknologi untuk belajar, berkreasi, dan berkontribusi positif.

Bagaimana Mengembangkan Literasi Digital?

  • Eksplorasi Teknologi: Gunakan perangkat digital secara aktif dan pelajari fitur-fiturnya.
  • Berpikir Kritis: Jangan mudah percaya pada semua yang dilihat atau dibaca online. Selalu cek ulang.
  • Ikut Pelatihan atau Webinar: Banyak program literasi digital gratis dari pemerintah dan komunitas.
  • Berkarya Digital: Coba buat blog, video edukasi, atau konten positif lainnya.

Literasi digital adalah tanggung jawab bersama. Sekolah, orang tua, dan komunitas perlu bekerja sama membentuk generasi digital yang cerdas dan bijak. Mari mulai dari diri sendiri, dan ajak orang di sekitar kita untuk ikut melek digital!

Siap jadi warga digital yang cerdas hari ini?

Monday, May 5, 2025

Pengumuman Kelulusan Peserta Didik

Tahun Pelajaran 2024-2025 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Disampaikan dengan hormat kepada Bapak/Ibu Orang Tua Wali Siswa Kelas XII bahwa sehubungan dengan kelulusan peserta didik, bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengumuman kelulusan akan dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 05 Mei 2025
Waktu : Mulai pukul 17.00 WIB 

2. Informasi kelulusan dapat diakses melalui tautan berikut:

MAN 3 Majalengka

3. Dengan ini, pihak madrasah menyerahkan kembali putra-putri Bapak/Ibu yang telah menyelesaikan pendidikan di MAN 3 Majalengka, sebagai generasi penerus bangsa yang siap melangkah ke jenjang selanjutnya. Kami mohon doa dan dukungan Bapak/Ibu agar anak-anak kita terus diberi kemudahan dan kesuksesan dalam menempuh masa depannya.

Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cek Hasil Ujian dengann Memasukkan NISN Kemudian Lihat Hasil

Download Transkrip PDF


🔍 Cek Hasil Ujian

Friday, May 2, 2025

Artificial Intelligence dalam Kehidupan Sehari-hari

Artificial Intelligence (AI), atau kecerdasan buatan, bukan lagi sekadar istilah canggih dalam dunia teknologi. Tanpa kita sadari, AI telah hadir begitu dekat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan menjadi bagian penting dari rutinitas kita.

Pernahkah kamu meminta ponselmu mencari lagu lewat suara, atau melihat rekomendasi film yang terasa sangat sesuai di Netflix? Itu semua adalah contoh kecil dari AI yang bekerja di balik layar. AI mempelajari kebiasaan kita, mengenali pola, dan memberikan saran yang terasa “personal.”

Dalam dunia pendidikan, AI membantu guru mengatur materi, memberi soal adaptif, hingga memberi umpan balik otomatis. Di dunia bisnis, AI digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen, mengelola stok barang, dan mempercepat pelayanan. Bahkan di rumah tangga, kita mengenal AI lewat perangkat seperti smart speaker, penyedot debu otomatis, dan pengatur suhu ruangan pintar.

AI juga berperan besar di bidang kesehatan, membantu dokter menganalisis hasil tes, memprediksi risiko penyakit, dan menyarankan pengobatan yang lebih akurat berdasarkan data pasien.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa di balik kemudahan yang diberikan, penggunaan AI harus diiringi dengan literasi digital dan etika. Kita perlu bijak dalam membagikan data pribadi dan memahami batasan teknologi.

AI memang tidak memiliki hati, tapi lewat algoritma dan data, ia belajar memahami kebutuhan manusia. Maka, saat ini dan ke depan, bukan soal “apakah kita akan menggunakan AI,” tetapi “bagaimana kita bisa hidup berdampingan dengan AI secara cerdas dan bertanggung jawab.”


Wednesday, April 30, 2025

Investasi Belajar

Hari ini kita hidup di dunia yang bergerak cepat, dunia di mana ilmu menjadi pelita, dan belajar adalah kendaraan utama kita menuju masa depan. Namun, belajar bukan hanya tentang menghafal atau mengejar nilai. Belajar adalah investasi, investasi dalam diri kalian sendiri. Dan ada tiga bentuk investasi utama yang perlu kalian tanamkan sejak dini: waktu, uang, dan tenaga.


1. Investasi Waktu

Waktu adalah harta yang tidak bisa diulang. Setiap menit yang kalian habiskan untuk belajar hari ini, adalah pondasi yang akan menopang impian besar kalian esok hari. Ada pepatah mengatakan, “Orang sukses bukanlah orang yang memiliki waktu lebih banyak, tetapi mereka yang menginvestasikan waktunya dengan lebih bijak.”

Gunakan waktu muda kalian untuk membaca, berdiskusi, mengeksplorasi ide-ide baru. Karena saat teman-teman kalian mungkin sibuk dengan hal-hal remeh, kalian telah melangkah lebih jauh, membangun masa depan yang gemilang.


2. Investasi Uang

Belajar juga butuh biaya. Buku yang dibeli, kursus yang diikuti, bahkan kuota internet untuk mencari ilmu—semua itu adalah investasi. Jangan ragu untuk mengalokasikan sebagian dari uang saku kalian untuk membeli buku yang membangun pikiran, bukan sekadar hiburan sesaat.

Ingat, uang yang dihabiskan untuk belajar, bukanlah pengeluaran, melainkan tabungan masa depan. Apa yang kalian pelajari hari ini akan memberikan hasil berkali-kali lipat nanti: dalam bentuk kesempatan, karier, bahkan kesejahteraan hidup.


3. Investasi Tenaga

Belajar itu melelahkan. Saya tidak akan membohongi kalian. Ada malam-malam begadang. Ada rasa frustrasi ketika kita tidak langsung paham. Ada tugas-tugas berat yang menuntut ketekunan.

Tetapi di balik setiap tetes keringat dan usaha itu, ada hasil manis yang menanti.

Tenaga yang kalian curahkan hari ini bukanlah tenaga yang sia-sia. Ia akan membentuk karakter kalian: menjadi pribadi yang tangguh, pantang menyerah, dan siap menghadapi dunia yang keras dengan kepala tegak dan hati yang besar.

Produktif Tanpa Burnout: Seni Mengatur Energi, Bukan Waktu

Produktif itu penting. Tapi kalau kamu produktif sampai lupa istirahat, itu bukan kemajuan itu jalan cepat menuju burnout.

 Banyak dari kita terjebak di mindset: 

“Kalau mau sukses, harus sibuk terus.”

Padahal, bukan soal seberapa lama kamu bekerja, tapi seberapa berkualitas energi yang kamu bawa saat bekerja.

 Waktu Itu Tetap, Energi Itu Dinamis

Semua orang punya 24 jam. Tapi kenapa ada yang bisa nyelesaiin banyak hal dan tetap segar, sementara yang lain kelelahan padahal kerjanya sama?

Jawabannya: manajemen energi.

4 Jenis Energi yang Perlu Kamu Rawat

1. Fisik 

   Makan cukup, tidur cukup, olahraga ringan. 

   Jangan berharap performa tinggi kalau tubuhmu kelaparan dan kurang tidur.

2. Emosional 

   Jaga suasana hati. Hindari drama. Cari waktu buat tenang. 

   Energi emosional yang drop bisa bikin kamu nggak fokus meskipun fisikmu fit.

3. Mental 

   Fokus ke satu hal dalam satu waktu. 

   Multitasking itu bikin otak boros energi dan gampang lelah.

4. Spiritual / Purposeful 

   Tanyakan: "Kenapa aku melakukan ini?" 

   Kalau kamu merasa terhubung dengan makna pekerjaanmu, energimu akan lebih stabil.

Tips Manajemen Energi Sehari-hari

1. Kerja dalam Ritme, Bukan Maraton

    Gunakan teknik seperti Pomodoro (25:5) atau 90 menit kerja – 15 menit istirahat. Bukan berhenti karena lelah, tapi istirahat agar nggak lelah.

2. Mulai Hari dari Aktivitas yang Ngasih Energi

    Jangan langsung cek email atau scroll medsos. Lakukan hal yang bikin kamu merasa punya kendali atas harimu: journaling, olahraga ringan, baca buku 10 menit.

3. Kenali “Jam Emas” Energi Kamu

    Setiap orang punya jam biologis (chronotype) masing-masing. Temukan kapan kamu paling fokus dan simpan kerjaan penting di jam itu.

4. Batasi Hal yang Menguras Energi

     Scrolling tanpa arah, meeting nggak penting, atau ngobrol yang toxic semua itu pencuri energi. 

Belajarlah bilang “cukup.”

Produktif = Sehat + Sadar

Produktif bukan berarti padat. 

    Produktif berarti kamu tahu kapan harus jalan cepat, dan kapan harus berhenti untuk tarik napas.

Thursday, April 24, 2025

Sick Building Syndrome

Pernahkah kamu merasa pusing, lelah, mata perih, atau sulit bernapas setiap kali berada di dalam ruangan tertentu, padahal kamu tidak sedang sakit?

Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami sesuatu yang disebut Sick Building Syndrome (SBS). Sebuah kondisi yang kerap kali tersembunyi di balik rutinitas harian di kantor, sekolah, atau bahkan rumah. Ruangan-ruangan yang tampak bersih dan nyaman, ternyata bisa menyimpan "racun" tak terlihat yang perlahan-lahan menggerogoti kesehatan dan produktivitas penghuninya.

Di era di mana kita menghabiskan lebih dari 80% waktu kita di dalam ruangan, penting bagi kita untuk mulai menyadari bahwa kualitas bangunan bukan hanya tentang estetika atau fasilitas, tetapi juga tentang napas yang kita hirup, cahaya yang menyapa mata, dan ketenangan yang kita rasakan di dalamnya.

Apa aja gejalanya?

Biasanya orang yang mengalami SBS bisa merasakan:

  • Sakit kepala
  • Mata perih atau kering
  • Hidung tersumbat atau iritasi
  • Tenggorokan gatal
  • Kulit kering atau gatal
  • Lelah berlebihan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Pusing atau mual

Penyebabnya apa sih?

Bukan satu penyebab tunggal, tapi bisa gabungan dari beberapa hal:

  1. Ventilasi yang buruk – sirkulasi udara yang kurang lancar bikin polutan atau udara kotor terperangkap.
  2. Polusi udara dalam ruangan – seperti dari AC, printer, karpet, cat tembok, atau bahan bangunan.
  3. Kelembapan dan jamur – apalagi kalau bangunan lembab, jamur bisa tumbuh dan nyebarin spora.
  4. Stres lingkungan – pencahayaan kurang, kebisingan, suhu nggak nyaman juga bisa memengaruhi kondisi tubuh.

 Solusinya gimana?

  • Perbaiki sistem ventilasi (pakai exhaust fan, jendela dibuka rutin)
  • Gunakan material ramah lingkungan
  • Tambah tanaman indoor untuk bantu netralisir udara
  • Bersihkan ruangan secara rutin (terutama filter AC!)
  • Ciptakan lingkungan kerja atau belajar yang sehat dan tenang

 Potensi Penyebab di Ruanganmu:

  1. Durasi Tinggal (9 jam/hari)
    — Durasi yang cukup panjang dalam satu ruang akan sangat memengaruhi kondisi tubuh, apalagi kalau kualitas udara dan lingkungan kurang optimal.
  2. Sirkulasi Udara “cukup” tapi AC dominan
    — AC bisa mengurangi kelembapan alami, bikin mata dan tenggorokan kering. Kalau filternya jarang dibersihkan, bisa nyebarin debu atau jamur mikroskopik ke udara
  3. Gejala Klasik SBS muncul (mata, tenggorokan, konsentrasi, mengantuk)
    — Ini tanda awal bahwa tubuh kamu “protes halus” terhadap lingkungan ruangan.
  4. Kondisi Lembab + Tumpukan Buku/Kertas
    — Kombinasi ini rawan banget jadi sarang jamur mikro atau tungau debu. Apalagi kalau udara lembap dan aliran udara statis di sela-sela tumpukan.
  5. Debu Siang Hari
    — Mungkin dari ventilasi yang kotor atau debu dari luar masuk dan menempel di permukaan keramik. Lantai keramik itu gampang kelihatan bersih tapi cepat berdebu kalau nggak ada sirkulasi yang nyapu terus.
  6. Filter AC & Ventilasi Jarang Dibersihkan
    — Ini salah satu kunci utama penyebab SBS. Debu, jamur, dan bakteri bisa berkembang biak dalam filter lama dan tersebar setiap kali AC nyala

 Solusi:

  1. Cek dan bersihkan filter AC minimal 1 bulan sekali.
    Bisa kamu minta ke manajemen atau teknisi, atau jadwalkan sendiri kalau memungkinkan.
  2. Gunakan humidifier atau letakkan semangkuk air + tanaman indoor.
    Bisa bantu jaga kelembapan alami. Tanaman seperti lidah mertua atau peace lily bagus banget buat ruang kerja!
  3. Rapikan atau rotasi tumpukan buku & kertas.
    Beri ruang udara bersirkulasi di sela-selanya. Hindari menumpuk terlalu lama tanpa dibuka.
  4. Gunakan lampu meja hangat & jaga pencahayaan alami.
    Cahaya yang terlalu dingin bisa bikin mata cepat lelah juga.
  5. Ventilasi alami tiap pagi atau sore.
    Buka jendela lebar-lebar minimal 15–30 menit sehari untuk “mengganti napas ruangan”.
  6. Sediakan minum air putih & semprotan wajah
    Untuk mengurangi kering di tenggorokan dan mata, apalagi di ruangan ber-AC.

Checklist Pemeliharaan Ruang Kerja

Harian (Setiap Hari Kerja):

  • Buka jendela minimal 15–30 menit di pagi/sore hari
  • Lap permukaan meja kerja dan perangkat dari debu ringan
  • Buang sampah kertas yang tidak perlu
  • Cek kelembapan: buka tumpukan buku/kertas sebentar agar “bernapas”
  • Sediakan segelas air/minuman sehat di dekatmu
  • Semprot wajah atau gunakan tetes mata bila mata terasa kering
  • Hirup dalam-dalam, tarik napas pelan, 3 kali... tenang dulu

Mingguan (1x Seminggu):

  • Vakum atau pel lantai dengan cairan pembersih ringan
  • Bersihkan tanaman hias (lap daun, ganti air jika hidroponik)
  • Ganti posisi tumpukan dokumen atau buku
  • Bersihkan sela-sela keyboard, monitor, dan peralatan kerja
  • Periksa kondisi AC (cek suara, bau, atau aliran udara)
  • Bersihkan permukaan jendela & bukaan ventilasi

Bulanan (1x Sebulan):

  • Bersihkan filter AC atau minta teknisi melakukannya
  • Semprot desinfektan ringan di area-area tersembunyi
  • Ganti/putar posisi furniture kecil untuk memperbarui energi ruangan
  • Cek keberadaan jamur atau kelembapan di sudut-sudut ruang
  • Lakukan evaluasi suasana: apakah ruangan masih nyaman secara emosional?

Opsional Tapi Menyembuhkan:

  • Tambahkan lilin aromaterapi / diffuser ringan
  • Putar musik instrumental atau white noise saat kerja
  • Letakkan benda kecil yang membuatmu bahagia (foto, tanaman, boneka)
  • Tempelkan kutipan kecil yang menguatkan kamu tiap harinya