Friday, June 27, 2025
Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1447 H
Thursday, June 26, 2025
Menua Bukan Berarti Menghilang Tanpa Jejak
Padahal, menua adalah proses
mengukir makna. Di balik
setiap keriput, ada tawa yang pernah meledak dan air mata yang pernah jatuh
karena cinta. Di balik tangan yang mulai gemetar, ada kerja keras, ada pelukan,
ada jasa-jasa yang tak tercatat dalam buku sejarah tapi hidup dalam jiwa banyak
orang.
Jejak bukan hanya tentang pencapaian besar yang
memukau dunia. Jejak adalah nasihat yang pernah menyelamatkan seseorang dari
patah, adalah cerita yang menghangatkan malam-malam sepi, adalah kehadiran yang
terus terasa meski tak lagi selalu terlihat.
Jangan takut menua. Tak perlu malu pada waktu.
Karena hidup bukan tentang seberapa lama kita ada, tapi tentang bagaimana kita
memberi makna dalam keberadaan. Biarkan dunia tahu: kita pernah di sini mencintai,
tertawa, berjuang, dan memberi warna.
Menua bukan berarti menghilang. Justru di sanalah
keabadian mulai dilukis, melalui jejak-jejak kecil yang kita tinggalkan di hati
orang lain. Dan selama cinta itu tetap hidup, kita takkan pernah benar-benar
pergi.
"Menua tak berarti harus tersisih, meski
harus digantikan yang lebih muda."
Itulah hukum waktu yang tak bisa dielakkan. Ada masa di mana tongkat estafet
memang harus berpindah, bukan karena tak lagi berharga, tapi karena peran kita
telah cukup memberikan fondasi.
Tidak semua yang tua harus digantikan, karena
pengalaman tak bisa ditukar oleh semangat saja. Ada ruang bagi yang muda untuk
bersinar, tapi juga ruang bagi yang tua untuk tetap menyala, sebagai pelita,
sebagai penjaga api semangat.
Dalam sunyi, mereka yang lebih dahulu datang tetap
berbicara, dalam nilai, dalam budi, dalam jejak yang tertinggal dalam-dalam di
hati generasi berikutnya.
Menua tak berarti
harus tersisih,
Meski digantikan yang lebih muda,
Ada cahaya yang tetap bersih,
Meski tak lagi berdiri di barisan pertama.
Tak semua
panggung butuh suara,
Kadang diam lebih mengajar,
Dalam senyap, bijak bicara,
Menjadi akar, saat yang muda mekar.
Kami tidak butuh
tempat untuk diistimewakan,
Tapi tidak untuk menjadi onggokan sampah tanpa guna!
Apa lagi dengan senyum ironismu yang tercibir,
Menjadi pemanis buatan setiap sajikan sarapan pagi buat kami.
Sunday, June 22, 2025
Meningkatkan Semangat Bekerja Lewat Tata Meja yang Inspiratif
Lingkungan kerja yang nyaman dan estetis dapat memberikan dorongan besar pada produktivitas dan semangat kerja. Salah satu elemen penting adalah tampilan desktop atau meja kerja itu sendiri. Dengan penataan yang tepat, meja kerja bisa menjadi ruang yang tidak hanya fungsional, tapi juga menyenangkan.
Bayangkan sebuah laptop berwarna pink lembut di tengah meja warna yang
ceria namun tetap tenang, memberikan nuansa feminin yang hangat. Di sampingnya,
sebuah tanaman sukulen kecil menghadirkan sentuhan alami yang segar, sekaligus
mempercantik visual tanpa membutuhkan perawatan rumit.
Untuk menghadapi hari-hari panas atau ruangan tanpa pendingin ruangan,
kipas angin kecil di sudut meja bisa jadi penyelamat. Suara desiran angin dan
sejuknya hembusan memberi kenyamanan tambahan saat bekerja. Tak ketinggalan,
jam digital mungil dengan tampilan modern bukan hanya untuk menunjukkan waktu,
tapi juga membantu mengatur fokus dan manajemen waktu secara visual.
Pencahayaan juga berperan besar. Cahaya yang cukup, baik dari lampu meja
atau sinar alami, menambah energi positif dan mencegah mata cepat lelah.
Warna-warna lembut dan penataan yang rapi membantu menciptakan atmosfer yang
rileks dan mendukung konsentrasi.
Dengan menyatukan elemen-elemen kecil ini, warna yang menyenangkan, sedikit
unsur alam, kenyamanan, dan fungsi kita bisa menciptakan desktop yang bukan
hanya tempat bekerja, tapi juga ruang yang membangkitkan motivasi setiap hari.
Tuesday, June 17, 2025
Launching Buku Informatika
Hari ini di sela pengisian Rapot Elektronik dan menjelang Rapat Kenaikan Kelas, saya kedatangan tamu. Ketika ditemui ternyata Tim Marketing wilayah Majalengka dari Penerbit buku yang kami tulis datang dengan membawa satu set berupa 3 Exp Buku Informatika SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, XI, dan XII.
Tahun Ajaran yang akan datang hanya tinggal menghitung hari saja, tim
marketing memperluas pemasarannya hingga ke SMK/MAK tidak hanya di SMA/MA saja,
karena sudah banyak list pre order sejak buku tersebut kami tulis. Jadi buku
ini pun terdaftar di Katalog Buku SMK.
Dengan penuh semangat dan rasa syukur, dengan terbitnya buku tersebut secara
resmi diluncurkan buku Informatika untuk jenjang SMA/MA/SMK/MAK Kelas X, XI,
dan XII yang salah satu penulisnya adalah Lilis Juwita, S.Kom, Guru
Mata Pelajaran Informatika di MAN 3 Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa
Barat.
Buku ini hadir sebagai bentuk kontribusi nyata dalam penguatan literasi
digital dan pengembangan kompetensi abad 21 di kalangan murid. Ditulis dengan
pendekatan yang kontekstual, komunikatif, dan relevan dengan dunia digital saat
ini, buku ini dirancang untuk membantu murid memahami konsep dasar hingga
lanjutan dalam Informatika, mulai dari logika algoritma, pemrograman, etika
digital, hingga keamanan siber.
Sebagai guru yang aktif di dunia pendidikan dan pengembangan diri, kami
tidak hanya mengajarkan Informatika di kelas, namun juga di kelas digital
selain itu juga mengemas pembelajaran dalam bentuk buku yang aplikatif dan
menyenangkan. Setiap bab dilengkapi dengan studi kasus, refleksi kritis, hingga
tugas eksploratif yang mendorong murid berpikir kreatif dan kolaboratif.
Peluncuran buku ini juga menjadi simbol bahwa guru tidak hanya sebagai
pengajar, tetapi juga sebagai penulis dan pencipta jejak intelektual yang akan
bertahan lintas generasi.
Melalui karya ini, kami berharap buku Informatika ini bisa menjadi sumber
belajar yang bermakna, memudahkan guru lain, serta memotivasi murid untuk
menjelajahi dunia digital dengan bijak dan percaya diri.
Pada mata pelajaran Informatika juga diperkenalkan kelas digital, dimana
ruang kelas tidak terbatas oleh dinding kelas.
Semoga buku ini memberi manfaat untuk perkembangan Mata Pelajaran Informatika di seluruh Indonesia.
Saturday, June 14, 2025
Jadikan Tempat Kerja Menjadi Rumah Kedua, Tapi Jangan Lupa Pulang ke Rumah Pertamamu
Mulai dari pagi
yang tergesa-gesa, siang yang sibuk dengan meeting dan deadline, hingga malam
yang terkadang masih menyisakan to-do list tak berujung. Kadang kita lebih
sering duduk di kursi kantor daripada di ruang tamu rumah sendiri.
Wajar kalau
tempat kerja terasa seperti rumah kedua.
Di sana ada meja yang jadi saksi ide-ide cemerlang dan air mata yang tertahan.
Ada rekan kerja yang jadi sahabat seperjuangan.
Ada rutinitas yang membentuk ritme hidup kita. Bahkan, ada rasa nyaman yang
pelan-pelan tumbuh, hingga membuat kita lupa waktu.
Tapi, jangan
sampai karena terlalu nyaman di rumah kedua, kita lupa pulang ke rumah pertama.
Rumah pertama
bukan hanya bangunan.
Tapi tempat kita bisa menjadi diri sendiri tanpa topeng, tanpa peran, tanpa
tuntutan.
Tempat kita bisa meletakkan semua beban, menyalakan kembali hati yang lelah,
dan mengisi ulang energi yang mulai terkuras habis.
Di rumah pertama,
kita recharge bukan hanya tubuh tapi juga jiwa.
Di sana ada peluk yang tak menuntut performa.
Ada makanan hangat yang bukan dari aplikasi, tapi dari tangan penuh cinta.
Ada tawa kecil yang tak bisa dibeli.
Ada kesunyian yang menyembuhkan.
Pekerjaan
penting, iya.
Tapi jangan sampai demi performa, kita lupa menjaga jiwa.
Jangan sampai kita lupa, bahwa performa terbaik di kantor lahir dari jiwa yang
sehat, pikiran yang lapang, dan hati yang tahu cara pulang.
Jangan sampai
sibuk memperbaiki laporan, tapi lupa memperbaiki hubungan.
Jangan sampai fokus menyenangkan atasan, tapi lupa menyapa keluarga yang selalu
ada.
Dan jangan sampai terlalu larut di dunia kerja, sampai kehilangan rumah yang
sebenarnya.
Karena rumah
pertama bukan hanya tempat kita pulang,
tapi tempat kita hidup kembali utuh, penuh, dan apa adanya.
Jadikan tempat kerja
menjadi rumah kedua, tapi jangan lupa selalu pulang ke rumah pertamamu di mana
kamu diterima apa adanya, tanpa tuntutan selalu tampil sempurna.
Friday, June 13, 2025
Belajar dan Upgrade Diri: Hadiah Cinta untuk Diri Sendiri
![]() |
Certified Virtual Assistant |
Ya, belajar dan
upgrade diri adalah bentuk mencintai diri yang paling jangka panjang.
Bukan untuk
membandingkan diri dengan orang lain, bukan untuk mengejar validasi, tapi
karena kita ingin menghargai versi terbaik dari diri sendiri.
Cinta sejati pada
diri itu bukan hanya tentang merasa nyaman dengan diri kita saat ini, tapi juga
punya keberanian untuk membawa diri ke level berikutnya.
Karena kamu
pantas punya masa depan yang lebih baik, kamu pantas hidup dengan kemampuan
yang bisa kamu banggakan. Dan kamu pantas berdiri di tempat yang dulu kamu
impikan, karena kamu tidak menyerah untuk terus bertumbuh.
Karena belajar
itu bukan beban, itu adalah bentuk cinta. Yang kamu berikan pada diri sendiri,
hari ini dan untuk masa depanmu kelak.
Wednesday, June 11, 2025
Menulis Buku: Jejak Intelektual Seorang Guru
Bayangkan jika Galileo hanya memandangi bintang, tapi tak pernah menuliskannya.
Apa jadinya dunia jika para ilmuwan memilih diam?
Pengetahuan besar tidak lahir dalam hening semata. Ia tumbuh, mekar, dan menyebar karena dituliskan. Buku adalah wadah ide, catatan pemikiran, dan jembatan antara zaman. Ilmu bukan hanya untuk diketahui, tapi untuk dibagikan dan tulisanlah yang membuatnya hidup lebih lama dari usia manusia itu sendiri.
Jika ilmuwan tidak pernah menulis, kita mungkin tidak mengenal teori, rumus, atau bahkan dasar logika yang saat ini menjadi fondasi dunia modern. Lebih dari sekadar fakta, tulisan mereka menyimpan proses berpikir: keraguan, pencarian, hingga penemuan.
Bahkan tulisan yang sederhana, bisa menjadi penentu perubahan besar di masa depan.
Maka, bukan hanya ilmuwan. Siapa pun yang berpikir, belajar, dan menyelami makna kehidupan sejatinya punya hal penting untuk ditulis.
Menjadi guru bukan sekadar mengajar di kelas, tetapi juga membagikan nilai-nilai, pengetahuan, dan inspirasi yang mampu melampaui ruang dan waktu. Salah satu bentuk warisan intelektual paling bermakna yang dapat ditinggalkan seorang guru adalah menulis buku.
Buku adalah cara seorang guru mengabadikan pemikirannya, pengalamannya, dan refleksi dari proses panjang mengajar dan belajar. Saat papan tulis terhapus, saat kelas sudah kosong, buku tetap hidup meneruskan gagasan dan ilmu yang pernah diajarkan.
Menulis buku juga menjadi bukti bahwa guru tak berhenti belajar. Ia bukan hanya pemberi ilmu, tapi juga pencari, perenung, dan penulis kehidupan. Dalam setiap kalimat yang ditulis, terdapat nilai, semangat, dan dedikasi yang tak selalu sempat disampaikan di ruang kelas.
Lebih dari itu, buku menjadi jembatan antara generasi. Guru yang menulis, sebenarnya sedang membuka ruang dialog bagi murid-murid yang mungkin belum lahir hari ini, tetapi akan membaca pemikirannya suatu saat nanti.
Meskipun tidak semua guru merasa percaya diri menulis, sesungguhnya pengalaman mengajar mereka adalah sumber kaya yang layak dibagikan. Menulis bukan tentang menjadi sempurna, melainkan tentang menjadi jujur dan berdampak.
Maka, mari mulai menulis. Mungkin dari catatan harian, refleksi pembelajaran, atau kumpulan cerita kecil di sekolah. Karena suatu hari nanti, buku itu akan menjadi jejak intelektual yang membuktikan bahwa guru tidak hanya hadir untuk mengajar… tetapi juga untuk menginspirasi melalui tulisan.
Tuesday, June 10, 2025
Mencintai Diri Sendiri Nggak Harus Heboh
Mencintai diri
sendiri itu... bukan perkara egois.
Tapi tentang tahu kapan harus berhenti sejenak.
Tentang berani bilang "iya" ke hal yang membuat hati tenang,
dan "tidak" pada hal-hal yang menyakiti pelan-pelan.
Karena kamu juga
manusia,
yang boleh lelah, bingung, dan kadang... butuh dipeluk oleh dirinya sendiri.
Pelan-pelan
aja,
cinta itu tumbuh dari perhatian yang kecil-kecil.
Dari tidak membandingkan
dirimu hari ini dengan versi sempurna yang belum tentu nyata.
Dari duduk diam, dan bilang:
“Aku mungkin
belum sepenuhnya pulih. Tapi aku sudah berjalan sejauh ini.”
Dan itu...
sudah cukup indah untuk disebut cinta.
Saturday, June 7, 2025
6 Minggu Menjadi VA, Perjalanan Belajar yang Mengubah Cara Pandangku
Saya masih ingat dengan jelas hari pertama
memutuskan untuk ikut Virtual Assistant Course sebuah langkah kecil yang
kemudian membuka gerbang besar menuju dunia kerja digital yang sebelumnya hanya
kudengar lewat cerita orang. Sebagai seseorang dengan latar belakang penulisan
dan ketertarikan di bidang teknologi, saya penasaran seperti apa dunia Virtual
Assistant (VA) yang katanya bisa dikerjakan dari mana saja, bahkan dari kamar
kos sederhana.
Selama 6 minggu, saya mengikuti kursus yang
terdiri dari berbagai modul intensif. Minggu pertama memperkenalkan dasar-dasar
menjadi VA: mulai dari mindset kerja remote, jenis layanan yang bisa
ditawarkan, hingga pentingnya personal branding. Saya belajar bahwa
menjadi VA bukan hanya soal membalas email klien, tetapi soal bagaimana menjadi
support system yang bisa diandalkan.
Minggu kedua dan ketiga membawa saya lebih dalam
ke ranah teknis belajar mengelola email, mengatur kalender, menggunakan tool
seperti Trello, Notion, hingga automasi dengan Zapier. Tugas-tugas yang
diberikan benar-benar realistis. Saya merasa seperti sedang menjalani pekerjaan
nyata. Rasanya seru dan menantang!
Di minggu keempat dan kelima, kami mulai menyusun
portofolio dan belajar berkomunikasi dengan klien secara profesional. Saya
dilatih membuat proposal, menulis email penawaran, hingga mempersiapkan sesi
interview. Pelatihan ini bukan sekadar teori tapi langsung praktik.
Minggu
terakhir adalah momen yang cukup emosional. Selain evaluasi akhir, kami juga mengerjakan proyek VA masing-masing. Saya
pribadi membuat simulasi layanan untuk seorang content creator, mengatur
jadwal posting, membuat caption, dan menyusun laporan mingguan. Feedback dari
mentor atau student advisor sangat membangun, dan saya merasa percaya diri
untuk terjun ke dunia freelance setelah ini.
Pada minggu terakhir,
salah satu tugasnya adalah Mock Up Job Offer saya mendapatkan klien pertama saya
dari luar negeri. Bayarannya mungkin
belum besar, tapi pengalaman dan rasa percaya diri yang kudapat tak ternilai.
Kursus ini bukan hanya mengajarkan menjadi Virtual Assistant. Ia mengajarkan tentang disiplin, komunikasi, dan yang paling penting: percaya pada kemampuan diri sendiri. Kini saya tahu, bahwa dengan kemauan belajar dan konsistensi, dunia digital punya tempat untuk siapa saja yang ingin tumbuh.
Tuesday, June 3, 2025
Tanda-Tanda Kamu Seorang People Pleaser
Tidak semua orang menyadari bahwa mereka sedang hidup dalam pola people pleasing. Kadang kita menyebutnya “baik hati”, “penyayang”, atau “peduli pada orang lain.” Tapi jika terlalu sering, bisa jadi kita mulai kehilangan diri kita sendiri.
Berikut ini beberapa tanda
halus yang mungkin sedang kamu alami. Coba baca pelan-pelan dan jujurlah pada
dirimu sendiri.
Checklist Reflektif: Apakah Ini Kamu?
Tandai (✓) jika kamu merasa pernah atau sering
mengalaminya:
c Kamu sering berkata "iya" walau
sebenarnya ingin bilang "tidak"
c Kamu merasa bersalah saat menolak
permintaan orang lain
c Kamu takut orang lain marah atau kecewa
jika kamu tidak menuruti mereka
c Kamu sering menunda kebutuhanmu demi
memprioritaskan orang lain
c
Kamu lebih mementingkan pendapat orang lain
daripada suara hatimu sendiri
c Kamu merasa harus menyenangkan semua orang
agar bisa diterima
c
Kamu merasa lelah secara emosional, tapi tetap
berusaha “baik” dan tersenyum
c
Kamu cemas saat ada orang tidak suka padamu,
walau kamu tidak salah apa-apa
c
Kamu sulit membuat keputusan sendiri tanpa
“konfirmasi” dari orang lain
c Kamu merasa tidak enak jika dianggap
egois—meskipun kamu hanya sedang menjaga batas
Kalau kamu mencentang lebih dari 4 pernyataan di atas, mungkin sudah saatnya kamu mulai menyadari betapa sering kamu menunda kebahagiaanmu sendiri demi kenyamanan orang lain.
Dan kamu tahu apa yang paling penulis ingin kamu tahu?
Kamu tetap layak dicintai meski tidak menyenangkan semua orang.
Hari ini, coba tuliskan satu situasi di mana kamu ingin berkata “tidak” tapi kamu tetap bilang “iya”. Lalu tuliskan bagaimana perasaanmu setelahnya.
Saturday, May 31, 2025
Berhenti Menjadi People Pleaser Sebelum Langkahmu Dihentikan
Kita tumbuh dengan keyakinan bahwa menyenangkan orang lain itu baik. Dan memang tidak salah selama kita tidak terus-menerus mengorbankan diri sendiri.
Menjadi people pleaser kadang terasa aman karena tidak
ada konflik, semua orang senang. Tapi perlahan, kamu mulai kehilangan arah.
Kamu tidak tahu lagi apa yang kamu inginkan, karena selama ini fokusmu hanya
satu yaitu membuat orang lain puas, bahkan saat hatimu sendiri lelah.
Berhenti menjadi people pleaser bukan berarti
berhenti peduli. Itu adalah langkah menuju kejujuran pada dirimu sendiri.
Karena kalau terus berjalan mengikuti kehendak
orang lain, lama-lama kamu akan lupa bagaimana caranya berdiri untuk dirimu
sendiri.
Dan ketika langkahmu dihentikan bukan oleh orang
lain, tapi oleh rasa lelah dan hampa yang tumbuh dari dalam di situlah kamu
sadar seharusnya kamu yang lebih dulu berkata “cukup.”
Mulailah belajar berkata “tidak.” Mulailah memeluk
dirimu sendiri. Karena menyenangkan semua orang tak akan pernah sesempurna
menyenangkan hatimu yang selama ini diam.
Monday, May 26, 2025
Phubbing: Kebiasaan Sepele yang Diam-diam Merusak
Pernah nggak, kamu lagi cerita seru sama teman, tapi dia malah sibuk scroll HP? Atau saat kumpul keluarga, semua sibuk main gadget masing-masing? Kalau iya, selamat datang di era phubbing.
Phubbing adalah singkatan dari phone snubbing—yakni
kebiasaan mengabaikan orang di sekitar karena terlalu fokus pada ponsel.
Meskipun terdengar sederhana, dampaknya cukup serius, lho.
Dampak Sosial dari Phubbing
Phubbing bisa melemahkan koneksi sosial. Bayangkan kamu bercerita penting, tapi lawan bicara malah tenggelam dalam notifikasi. Rasa dihargai? Hilang. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menurunkan kualitas komunikasi, memperlebar jarak emosional, bahkan membuat orang merasa kesepian di tengah keramaian.
Dampak Psikologis
Bukan cuma ke orang lain,
phubbing juga berdampak ke diri sendiri. Ketergantungan pada HP bikin kita
sulit fokus, kehilangan empati, dan sering kali cemas jika tak memegang ponsel.
Ironis, ya? Terus terkoneksi secara digital, tapi
makin terputus secara sosial.
Yuk, Lebih Sadar Digital!
Mencegah phubbing nggak butuh langkah besar. Coba
mulai dengan:
- Menyimpan HP saat ngobrol langsung
- Aktif mendengarkan tanpa distraksi
- Menentukan
waktu "bebas gadget" saat makan atau bersama keluarga
Teknologi memang membantu, tapi jangan sampai
membuat kita lupa jadi manusia yang hadir sepenuhnya.
Jadi, yuk stop phubbing! Matikan layar
sejenak, dan hidupkan koneksi nyata di sekitar kita.
Friday, May 23, 2025
Jangan Bandingkan Pencapaianu dengan Orang Lain
Tak semua harus lulus kuliah di usia 22, menikah sebelum 30, atau punya rumah mewah di usia muda. Pencapaian bukan kompetisi, melainkan perjalanan yang dipenuhi pembelajaran dan pertumbuhan. Ketika kita mulai mengukur langkah dengan kaki orang lain, kita kehilangan rasa syukur dan makna dari apa yang telah diperjuangkan.
Rayakan setiap kemajuan, sekecil apa pun itu. Ubah standar keberhasilan menjadi cerminan dari nilai dan tujuan hidup kita sendiri, bukan sekadar validasi dari luar. Biarkan pencapaianmu menjadi bukti bahwa kamu sedang tumbuh, bukan sedang tertinggal.
Hidup bukan perlombaan. Ia adalah perjalanan panjang, penuh tikungan dan kejutan. Jadi, berjalanlah dengan yakin, dan hargai setiap langkahmu karena kamu layak bangga atas versi dirimu yang terus berproses.
Ingatlah, pencapaian bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling setia pada prosesnya. Jangan biarkan standar orang lain merampas makna usahamu. Kamu unik, dan perjalananmu pun demikian. Hargai tiap langkah, karena di sanalah terukir kisah hebatmu yang sesungguhnya.
Thursday, May 22, 2025
Bertemu dengan vibe yang tepat
Berbicara tentang vibe positif, kita sedang menyelami energi tak kasatmata yang mampu mengubah suasana hati, menyulut semangat, bahkan menyembuhkan luka batin yang tersembunyi. Bertemu dengan orang yang memancarkan vibe seperti ini adalah berkah terselubung, hadiah dari semesta untuk jiwa yang sedang lelah.
Berikut adalah keuntungan bertemu dengan orang yang memiliki vibe positif,
dibalut dalam nada lembut namun penuh makna:
1. Energi Mereka Menular
Layaknya mentari pagi yang hangat, orang dengan vibe positif
menularkan semangat hidup. Saat kita merasa redup, kehadiran mereka seperti
suluh yang menyalakan kembali cahaya dalam dada.
2. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Emosional
Mereka mendengarkan tanpa menghakimi, memeluk tanpa syarat. Dalam dekapan
energi mereka, beban batin terasa lebih ringan, dan kekusutan pikiran mulai
terurai satu per satu.
3. Mendorong Kita Jadi Versi Terbaik Diri Sendiri
Mereka tak hanya hadir sebagai teman, tapi juga sebagai cermin. Refleksi
ketulusan mereka membuat kita ingin tumbuh, belajar, dan berkembang. Bukan
karena kita kurang, tapi karena mereka percaya kita bisa lebih.
4. Mampu Mengubah Sudut Pandang
Saat hidup tampak kelabu, mereka hadir dengan warna. Mereka tak menyangkal
luka, tapi menunjukkan bahwa selalu ada cahaya di balik mendung. Perspektif
mereka menyegarkan dan penuh harapan.
5. Relasi yang Menguatkan, Bukan Melemahkan
Mereka tidak membuat kita merasa kecil. Justru, mereka mengangkat,
mendukung, dan selalu ada saat kita membutuhkannya. Dalam hubungan seperti ini,
kita merasa cukup, diterima, dan dihargai.
6. Membangun Lingkungan yang Nyaman dan Produktif
Dalam pekerjaan, mereka seperti angin segar yang membangkitkan kreativitas.
Dalam keluarga, mereka jadi penjaga harmoni. Dalam pertemanan, mereka jadi
ruang aman untuk kembali pulang.
Berjumpa dengan orang yang punya vibe positif adalah seperti menemukan
oasis di padang gersang. Mereka tak hanya mengisi ruang, tapi menghidupkan
suasana. Dalam dunia yang kerap gaduh dan melelahkan, merekalah yang
menghadirkan ketenangan dan kehangatan.
Maka, jika kamu sudah bertemu dengan seseorang seperti itu, genggam erat.
Tapi yang lebih indah lagi, jadilah juga kamu sebagai seseorang yang menebar vibe
positif untuk semesta kecil di sekitarmu
Saturday, May 10, 2025
Bagaimana Cara Tetap Termotivasi Meski Tidak Ada yang Mendukung?
1. Kenali “Kenapa”-mu. Itu sebagain Bensin Utamamu.
Kalau nggak ada yang nyorakin kamu, maka kamu harus tahu kenapa kamu
mulai.
- Apakah kamu pengin keluar dari pola hidup
lama?
- Apakah kamu pengin buktiin ke diri
sendiri bahwa kamu mampu?
- Apakah kamu pengin
hidup yang lebih bermakna?
Motivasi dari dalam jauh lebih tahan lama daripada tepuk tangan dari luar.
2. Ganti Dukungan Eksternal dengan Dialog Internal
Coba tanya ke diri sendiri:
- “Apa hal kecil yang
bisa aku banggakan hari ini?”
- “Apa satu langkah ke
depan yang bisa aku ambil meski pelan?”
- “Apa aku sudah berproses, walau belum
sempurna?”
Bangun suara
dalam diri yang lebih mendukung daripada menghakimi.
3. Fokus ke Konsistensi, Bukan Validasi
Validasi itu bonus. Konsistensi itu pondasi.
4. Ubah Rasa Sepi Jadi Waktu Berkualitas dengan Diri Sendiri
- Belajar skill baru
- Menulis jurnal refleksi
- Menata ulang tujuan hidup
- Membaca hal yang kamu sukaKadang, fase “sunyi” justru tempat kamu menemukan jati diri.
5. Temukan “Komunitas Mini” yang Sejalan
Kamu nggak harus sendirian selamanya. Kamu cuma belum ketemu “tribe”-mu.
Kamu Adalah Pendukung Terbesarmu
Tuesday, May 6, 2025
Tools Edukasi Gratis untuk Guru dan Siswa
1. Google Classroom
Google Classroom adalah platform yang memungkinkan guru untuk membuat kelas virtual, mengelola tugas, memberikan umpan balik, dan memantau kemajuan siswa. Dengan antarmuka yang sederhana, Classroom membuat pengelolaan kelas menjadi lebih mudah dan terorganisir.
2. Kahoot!
Kahoot! adalah platform kuis interaktif yang sangat populer untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Guru dapat membuat kuis atau survei untuk menguji pemahaman siswa, dan siswa bisa berkompetisi dalam suasana yang menyenangkan. Kuis ini bisa dimainkan secara langsung atau sebagai tugas yang dikerjakan secara mandiri.
3. Canva for Education
Canva menyediakan template desain grafis yang mudah digunakan untuk berbagai kebutuhan pembelajaran, mulai dari poster, infografis, hingga presentasi. Guru dan siswa bisa membuat materi ajar dengan desain menarik tanpa perlu keterampilan desain grafis yang tinggi.
4. Quizlet
Quizlet adalah aplikasi yang memungkinkan siswa membuat flashcards untuk mempelajari berbagai konsep. Guru bisa membuat set kartu soal untuk membantu siswa mempersiapkan ujian. Flashcards ini juga bisa diakses di perangkat mobile untuk belajar di mana saja.
5. Edmodo
Edmodo adalah platform sosial untuk pendidikan yang memungkinkan komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. Melalui Edmodo, guru bisa memberikan tugas, membuat kuis, dan berbagi materi pembelajaran secara online.
Dengan berbagai tools ini, baik guru maupun siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk mendukung kegiatan belajar mengajar secara lebih efektif dan menyenangkan.
Tunggu artikel berikutnya untuk lebih banyak tips dan tools yang bisa digunakan di dunia pendidikan!
Literasi Digital – Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
Secara sederhana, literasi digital adalah
kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif,
kritis, dan bertanggung jawab. Ini bukan sekadar bisa membuka internet atau
menggunakan aplikasi, melainkan mencakup kemampuan mencari informasi yang
benar, berkomunikasi secara etis di dunia maya, serta menciptakan konten
digital yang bermanfaat.
Mengapa
Literasi Digital Itu Penting?
Literasi
digital membantu kita:
- Menghindari
hoaks dan misinformasi, karena kita mampu menilai kredibilitas sumber
informasi.
- Berperilaku
aman dan etis di dunia maya, termasuk menjaga data pribadi dan menghormati
hak cipta.
- Menjadi
warga digital aktif yang mampu menggunakan teknologi untuk belajar,
berkreasi, dan berkontribusi positif.
Bagaimana
Mengembangkan Literasi Digital?
- Eksplorasi
Teknologi: Gunakan perangkat digital secara aktif dan pelajari
fitur-fiturnya.
- Berpikir
Kritis: Jangan mudah percaya pada semua yang dilihat atau dibaca online. Selalu
cek ulang.
- Ikut
Pelatihan atau Webinar: Banyak program literasi digital gratis dari
pemerintah dan komunitas.
- Berkarya
Digital: Coba buat blog, video edukasi, atau konten positif lainnya.
Literasi digital adalah tanggung jawab bersama.
Sekolah, orang tua, dan komunitas perlu bekerja sama membentuk generasi digital
yang cerdas dan bijak. Mari mulai dari diri sendiri, dan ajak orang di sekitar
kita untuk ikut melek digital!
Siap jadi warga digital yang cerdas hari
ini?
Monday, May 5, 2025
Pengumuman Kelulusan Peserta Didik
Tahun Pelajaran 2024-2025
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Disampaikan dengan hormat kepada Bapak/Ibu Orang Tua Wali Siswa Kelas XII bahwa sehubungan dengan kelulusan peserta didik, bersama ini kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pengumuman kelulusan akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 05 Mei 2025
Waktu : Mulai pukul 17.00 WIB
2. Informasi kelulusan dapat diakses melalui tautan berikut:
3. Dengan ini, pihak madrasah menyerahkan kembali putra-putri Bapak/Ibu yang telah menyelesaikan pendidikan di MAN 3 Majalengka, sebagai generasi penerus bangsa yang siap melangkah ke jenjang selanjutnya. Kami mohon doa dan dukungan Bapak/Ibu agar anak-anak kita terus diberi kemudahan dan kesuksesan dalam menempuh masa depannya.
Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Cek Hasil Ujian dengann Memasukkan NISN Kemudian Lihat Hasil
Download Transkrip PDF
🔍 Cek Hasil Ujian
Friday, May 2, 2025
Artificial Intelligence dalam Kehidupan Sehari-hari
Pernahkah kamu meminta ponselmu mencari lagu lewat
suara, atau melihat rekomendasi film yang terasa sangat sesuai di Netflix? Itu
semua adalah contoh kecil dari AI yang bekerja di balik layar. AI mempelajari
kebiasaan kita, mengenali pola, dan memberikan saran yang terasa “personal.”
Dalam dunia pendidikan, AI membantu guru mengatur
materi, memberi soal adaptif, hingga memberi umpan balik otomatis. Di dunia
bisnis, AI digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen, mengelola stok
barang, dan mempercepat pelayanan. Bahkan di rumah tangga, kita mengenal AI
lewat perangkat seperti smart speaker, penyedot debu otomatis, dan pengatur
suhu ruangan pintar.
AI juga berperan besar di bidang kesehatan,
membantu dokter menganalisis hasil tes, memprediksi risiko penyakit, dan
menyarankan pengobatan yang lebih akurat berdasarkan data pasien.
Namun, penting juga untuk diingat bahwa di balik
kemudahan yang diberikan, penggunaan AI harus diiringi dengan literasi digital
dan etika. Kita perlu bijak dalam membagikan data pribadi dan memahami batasan
teknologi.
AI memang tidak memiliki hati, tapi lewat
algoritma dan data, ia belajar memahami kebutuhan manusia. Maka, saat ini dan
ke depan, bukan soal “apakah kita akan menggunakan AI,” tetapi “bagaimana kita
bisa hidup berdampingan dengan AI secara cerdas dan bertanggung jawab.”
Wednesday, April 30, 2025
Investasi Belajar
Hari ini kita hidup di dunia yang bergerak cepat, dunia di mana ilmu menjadi pelita, dan belajar adalah kendaraan utama kita menuju masa depan. Namun, belajar bukan hanya tentang menghafal atau mengejar nilai. Belajar adalah investasi, investasi dalam diri kalian sendiri. Dan ada tiga bentuk investasi utama yang perlu kalian tanamkan sejak dini: waktu, uang, dan tenaga.
1. Investasi Waktu
Waktu
adalah harta yang tidak bisa diulang. Setiap menit yang kalian habiskan untuk
belajar hari ini, adalah pondasi yang akan menopang impian besar kalian esok
hari. Ada pepatah mengatakan, “Orang sukses bukanlah orang yang memiliki
waktu lebih banyak, tetapi mereka yang menginvestasikan waktunya dengan lebih
bijak.”
Gunakan
waktu muda kalian untuk membaca, berdiskusi, mengeksplorasi ide-ide baru.
Karena saat teman-teman kalian mungkin sibuk dengan hal-hal remeh, kalian telah
melangkah lebih jauh, membangun masa depan yang gemilang.
2. Investasi Uang
Belajar
juga butuh biaya. Buku yang dibeli, kursus yang diikuti, bahkan kuota internet
untuk mencari ilmu—semua itu adalah investasi. Jangan ragu untuk mengalokasikan
sebagian dari uang saku kalian untuk membeli buku yang membangun pikiran, bukan
sekadar hiburan sesaat.
Ingat, uang
yang dihabiskan untuk belajar, bukanlah pengeluaran, melainkan tabungan masa
depan. Apa yang kalian pelajari hari ini akan memberikan hasil berkali-kali
lipat nanti: dalam bentuk kesempatan, karier, bahkan kesejahteraan hidup.
3. Investasi Tenaga
Belajar itu
melelahkan. Saya tidak akan membohongi kalian. Ada malam-malam begadang. Ada
rasa frustrasi ketika kita tidak langsung paham. Ada tugas-tugas berat yang
menuntut ketekunan.
Tetapi di balik setiap tetes
keringat dan usaha itu, ada hasil manis yang menanti.
Tenaga yang
kalian curahkan hari ini bukanlah tenaga yang sia-sia. Ia akan membentuk
karakter kalian: menjadi pribadi yang tangguh, pantang menyerah, dan siap
menghadapi dunia yang keras dengan kepala tegak dan hati yang besar.
Produktif Tanpa Burnout: Seni Mengatur Energi, Bukan Waktu
Produktif itu penting. Tapi kalau kamu produktif sampai lupa istirahat, itu bukan kemajuan itu jalan cepat menuju burnout.
“Kalau mau sukses, harus sibuk
terus.”
Padahal, bukan soal seberapa
lama kamu bekerja, tapi seberapa berkualitas energi yang kamu bawa saat
bekerja.
Semua orang punya 24 jam. Tapi kenapa ada yang bisa nyelesaiin banyak hal dan tetap segar, sementara yang lain kelelahan padahal kerjanya sama?
Jawabannya: manajemen energi.
4 Jenis Energi yang Perlu Kamu
Rawat
1. Fisik
Makan cukup, tidur cukup, olahraga
ringan.
Jangan berharap performa tinggi kalau
tubuhmu kelaparan dan kurang tidur.
2. Emosional
Jaga suasana hati. Hindari drama. Cari waktu
buat tenang.
Energi emosional yang drop bisa bikin kamu nggak fokus meskipun fisikmu fit.
3. Mental
Fokus ke satu hal dalam satu waktu.
Multitasking itu bikin otak boros energi dan
gampang lelah.
4. Spiritual / Purposeful
Tanyakan: "Kenapa aku melakukan
ini?"
Kalau kamu merasa terhubung dengan makna
pekerjaanmu, energimu akan lebih stabil.
Tips Manajemen Energi Sehari-hari
1. Kerja dalam Ritme, Bukan Maraton
Gunakan teknik seperti Pomodoro (25:5) atau 90 menit kerja – 15 menit istirahat. Bukan berhenti karena lelah, tapi istirahat agar nggak lelah.
2. Mulai Hari dari Aktivitas yang Ngasih Energi
Jangan langsung cek email atau scroll medsos. Lakukan hal yang bikin kamu merasa punya kendali atas harimu: journaling, olahraga ringan, baca buku 10 menit.
3. Kenali “Jam Emas” Energi Kamu
Setiap orang punya jam biologis (chronotype) masing-masing. Temukan kapan kamu paling fokus dan simpan kerjaan penting di jam itu.
4. Batasi Hal yang Menguras Energi
Scrolling tanpa arah, meeting
nggak penting, atau ngobrol yang toxic semua itu pencuri energi.
Belajarlah bilang “cukup.”
Produktif = Sehat + Sadar
Produktif bukan berarti padat.
Produktif berarti kamu tahu
kapan harus jalan cepat, dan kapan harus berhenti untuk tarik napas.
Thursday, April 24, 2025
Sick Building Syndrome
Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami
sesuatu yang disebut Sick Building Syndrome (SBS). Sebuah kondisi yang
kerap kali tersembunyi di balik rutinitas harian di kantor, sekolah, atau
bahkan rumah. Ruangan-ruangan yang tampak bersih dan nyaman, ternyata bisa
menyimpan "racun" tak terlihat yang perlahan-lahan menggerogoti kesehatan
dan produktivitas penghuninya.
Di era di mana kita menghabiskan lebih dari
80% waktu kita di dalam ruangan, penting bagi kita untuk mulai menyadari bahwa
kualitas bangunan bukan hanya tentang estetika atau fasilitas, tetapi juga
tentang napas yang kita hirup, cahaya yang menyapa mata, dan ketenangan yang
kita rasakan di dalamnya.
Apa aja gejalanya?
Biasanya orang
yang mengalami SBS bisa merasakan:
- Sakit kepala
- Mata perih atau kering
- Hidung tersumbat atau iritasi
- Tenggorokan gatal
- Kulit kering atau gatal
- Lelah berlebihan
- Sulit berkonsentrasi
- Pusing atau mual
Penyebabnya apa sih?
Bukan satu
penyebab tunggal, tapi bisa gabungan dari beberapa hal:
- Ventilasi yang buruk – sirkulasi udara yang kurang lancar bikin polutan
atau udara kotor terperangkap.
- Polusi udara dalam
ruangan – seperti dari AC,
printer, karpet, cat tembok, atau bahan bangunan.
- Kelembapan dan jamur – apalagi kalau bangunan lembab, jamur bisa tumbuh
dan nyebarin spora.
- Stres lingkungan – pencahayaan kurang, kebisingan, suhu nggak nyaman
juga bisa memengaruhi kondisi tubuh.
- Perbaiki sistem
ventilasi (pakai exhaust fan, jendela dibuka rutin)
- Gunakan material ramah lingkungan
- Tambah tanaman indoor untuk bantu
netralisir udara
- Bersihkan ruangan
secara rutin (terutama filter AC!)
- Ciptakan lingkungan
kerja atau belajar yang sehat dan tenang
- Durasi
Tinggal (9 jam/hari)
— Durasi yang cukup panjang dalam satu ruang akan sangat memengaruhi kondisi tubuh, apalagi kalau kualitas udara dan lingkungan kurang optimal. - Sirkulasi
Udara “cukup” tapi AC dominan
— AC bisa mengurangi kelembapan alami, bikin mata dan tenggorokan kering. Kalau filternya jarang dibersihkan, bisa nyebarin debu atau jamur mikroskopik ke udara - Gejala
Klasik SBS muncul (mata, tenggorokan, konsentrasi, mengantuk)
— Ini tanda awal bahwa tubuh kamu “protes halus” terhadap lingkungan ruangan. - Kondisi Lembab + Tumpukan Buku/Kertas
— Kombinasi ini rawan banget jadi sarang jamur mikro atau tungau debu. Apalagi kalau udara lembap dan aliran udara statis di sela-sela tumpukan. - Debu Siang Hari
— Mungkin dari ventilasi yang kotor atau debu dari luar masuk dan menempel di permukaan keramik. Lantai keramik itu gampang kelihatan bersih tapi cepat berdebu kalau nggak ada sirkulasi yang nyapu terus. - Filter AC &
Ventilasi Jarang Dibersihkan
— Ini salah satu kunci utama penyebab SBS. Debu, jamur, dan bakteri bisa berkembang biak dalam filter lama dan tersebar setiap kali AC nyala
- Cek dan bersihkan
filter AC minimal 1 bulan sekali.
Bisa kamu minta ke manajemen atau teknisi, atau jadwalkan sendiri kalau memungkinkan. - Gunakan humidifier
atau letakkan semangkuk air + tanaman indoor.
Bisa bantu jaga kelembapan alami. Tanaman seperti lidah mertua atau peace lily bagus banget buat ruang kerja! - Rapikan atau rotasi
tumpukan buku & kertas.
Beri ruang udara bersirkulasi di sela-selanya. Hindari menumpuk terlalu lama tanpa dibuka. - Gunakan lampu meja
hangat & jaga pencahayaan alami.
Cahaya yang terlalu dingin bisa bikin mata cepat lelah juga. - Ventilasi
alami tiap pagi atau sore.
Buka jendela lebar-lebar minimal 15–30 menit sehari untuk “mengganti napas ruangan”. - Sediakan minum air
putih & semprotan wajah
Untuk mengurangi kering di tenggorokan dan mata, apalagi di ruangan ber-AC.
Checklist Pemeliharaan Ruang Kerja
Harian (Setiap Hari Kerja):
- Buka
jendela minimal 15–30 menit di pagi/sore hari
- Lap
permukaan meja kerja dan perangkat dari debu ringan
- Buang
sampah kertas yang tidak perlu
- Cek
kelembapan: buka tumpukan buku/kertas sebentar agar “bernapas”
- Sediakan
segelas air/minuman sehat di dekatmu
- Semprot wajah atau gunakan tetes mata bila mata
terasa kering
- Hirup
dalam-dalam, tarik napas pelan, 3 kali... tenang dulu
Mingguan (1x Seminggu):
- Vakum
atau pel lantai dengan cairan pembersih ringan
- Bersihkan
tanaman hias (lap daun, ganti air jika hidroponik)
- Ganti
posisi tumpukan dokumen atau buku
- Bersihkan
sela-sela keyboard, monitor, dan peralatan kerja
- Periksa kondisi AC (cek suara, bau, atau aliran
udara)
- Bersihkan permukaan jendela & bukaan ventilasi
Bulanan (1x Sebulan):
- Bersihkan
filter AC atau minta teknisi melakukannya
- Semprot
desinfektan ringan di area-area tersembunyi
- Ganti/putar posisi furniture kecil untuk
memperbarui energi ruangan
- Cek keberadaan jamur atau kelembapan di sudut-sudut
ruang
- Lakukan evaluasi suasana: apakah ruangan masih
nyaman secara emosional?
Opsional Tapi Menyembuhkan:
- Tambahkan lilin aromaterapi / diffuser ringan
- Putar musik instrumental atau white noise saat
kerja
- Letakkan
benda kecil yang membuatmu bahagia (foto, tanaman, boneka)
- Tempelkan
kutipan kecil yang menguatkan kamu tiap harinya