Padahal, menua adalah proses
mengukir makna. Di balik
setiap keriput, ada tawa yang pernah meledak dan air mata yang pernah jatuh
karena cinta. Di balik tangan yang mulai gemetar, ada kerja keras, ada pelukan,
ada jasa-jasa yang tak tercatat dalam buku sejarah tapi hidup dalam jiwa banyak
orang.
Jejak bukan hanya tentang pencapaian besar yang
memukau dunia. Jejak adalah nasihat yang pernah menyelamatkan seseorang dari
patah, adalah cerita yang menghangatkan malam-malam sepi, adalah kehadiran yang
terus terasa meski tak lagi selalu terlihat.
Jangan takut menua. Tak perlu malu pada waktu.
Karena hidup bukan tentang seberapa lama kita ada, tapi tentang bagaimana kita
memberi makna dalam keberadaan. Biarkan dunia tahu: kita pernah di sini mencintai,
tertawa, berjuang, dan memberi warna.
Menua bukan berarti menghilang. Justru di sanalah
keabadian mulai dilukis, melalui jejak-jejak kecil yang kita tinggalkan di hati
orang lain. Dan selama cinta itu tetap hidup, kita takkan pernah benar-benar
pergi.
"Menua tak berarti harus tersisih, meski
harus digantikan yang lebih muda."
Itulah hukum waktu yang tak bisa dielakkan. Ada masa di mana tongkat estafet
memang harus berpindah, bukan karena tak lagi berharga, tapi karena peran kita
telah cukup memberikan fondasi.
Tidak semua yang tua harus digantikan, karena
pengalaman tak bisa ditukar oleh semangat saja. Ada ruang bagi yang muda untuk
bersinar, tapi juga ruang bagi yang tua untuk tetap menyala, sebagai pelita,
sebagai penjaga api semangat.
Dalam sunyi, mereka yang lebih dahulu datang tetap
berbicara, dalam nilai, dalam budi, dalam jejak yang tertinggal dalam-dalam di
hati generasi berikutnya.
Menua tak berarti
harus tersisih,
Meski digantikan yang lebih muda,
Ada cahaya yang tetap bersih,
Meski tak lagi berdiri di barisan pertama.
Tak semua
panggung butuh suara,
Kadang diam lebih mengajar,
Dalam senyap, bijak bicara,
Menjadi akar, saat yang muda mekar.
Kami tidak butuh
tempat untuk diistimewakan,
Tapi tidak untuk menjadi onggokan sampah tanpa guna!
Apa lagi dengan senyum ironismu yang tercibir,
Menjadi pemanis buatan setiap sajikan sarapan pagi buat kami.
No comments:
Post a Comment