Saya masih ingat dengan jelas hari pertama
memutuskan untuk ikut Virtual Assistant Course sebuah langkah kecil yang
kemudian membuka gerbang besar menuju dunia kerja digital yang sebelumnya hanya
kudengar lewat cerita orang. Sebagai seseorang dengan latar belakang penulisan
dan ketertarikan di bidang teknologi, saya penasaran seperti apa dunia Virtual
Assistant (VA) yang katanya bisa dikerjakan dari mana saja, bahkan dari kamar
kos sederhana.
Selama 6 minggu, saya mengikuti kursus yang
terdiri dari berbagai modul intensif. Minggu pertama memperkenalkan dasar-dasar
menjadi VA: mulai dari mindset kerja remote, jenis layanan yang bisa
ditawarkan, hingga pentingnya personal branding. Saya belajar bahwa
menjadi VA bukan hanya soal membalas email klien, tetapi soal bagaimana menjadi
support system yang bisa diandalkan.
Minggu kedua dan ketiga membawa saya lebih dalam
ke ranah teknis belajar mengelola email, mengatur kalender, menggunakan tool
seperti Trello, Notion, hingga automasi dengan Zapier. Tugas-tugas yang
diberikan benar-benar realistis. Saya merasa seperti sedang menjalani pekerjaan
nyata. Rasanya seru dan menantang!
Di minggu keempat dan kelima, kami mulai menyusun
portofolio dan belajar berkomunikasi dengan klien secara profesional. Saya
dilatih membuat proposal, menulis email penawaran, hingga mempersiapkan sesi
interview. Pelatihan ini bukan sekadar teori tapi langsung praktik.
Minggu
terakhir adalah momen yang cukup emosional. Selain evaluasi akhir, kami juga mengerjakan proyek VA masing-masing. Saya
pribadi membuat simulasi layanan untuk seorang content creator, mengatur
jadwal posting, membuat caption, dan menyusun laporan mingguan. Feedback dari
mentor atau student advisor sangat membangun, dan saya merasa percaya diri
untuk terjun ke dunia freelance setelah ini.
Pada minggu terakhir,
salah satu tugasnya adalah Mock Up Job Offer saya mendapatkan klien pertama saya
dari luar negeri. Bayarannya mungkin
belum besar, tapi pengalaman dan rasa percaya diri yang kudapat tak ternilai.
Kursus ini bukan hanya mengajarkan menjadi Virtual Assistant. Ia mengajarkan tentang disiplin, komunikasi, dan yang paling penting: percaya pada kemampuan diri sendiri. Kini saya tahu, bahwa dengan kemauan belajar dan konsistensi, dunia digital punya tempat untuk siapa saja yang ingin tumbuh.
No comments:
Post a Comment